Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Bolehkah Memaksa Anak Masuk Pesantren? Ini Pesan Buat Para Orang Tua
4 Januari 2025 6:14 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Setiap orang tua pastinya ingin pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Salah satu cara yang ditempuh orang tua adalah memasukkan sang buah hati ke pondok pesantren (ponpes). Namun tak jarang pilihan orang tua ini tak mendapat sambutan positif dari anak.
ADVERTISEMENT
"Kalau anak tidak mau masuk pondok pesantren, ya jangan dipaksa. Kalau anak dipaksa, tentunya akan mengganggu perkembangannya. Apa-apa yang dilakukan anak merasa terpaksa, dan ini tidak baik bagi psikis anak," ingat Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Kota Surabaya Syaiful Bachri, saat dihubungi Basra, Jumat (3/1) malam.
Syaiful melanjutkan, seringnya orang tua memaksa anak masuk pesantren telah menimbulkan image bahwa pesantren hanya menjadi tempat bagi anak-anak nakal yang perlu diperbaiki akhlaknya.
"Kita tidak bisa menutup mata kalau memang image itu ada. Sebabnya ya itu tadi, anak dipaksa masuk pesantren oleh orang tuanya. Dia dianggap sebagai anak yang tidak menurut perintah orang tua," ungkap Syaiful.
Berbeda halnya ketika anak masuk pondok pesantren atas keinginannya sendiri. Hal ini akan membuat anak semangat menjalankan aktivitas di pondok pesantren (ponpes).
ADVERTISEMENT
"Anak jadi semangat, dia merasa bahagia. Ini kan baik bagi perkembangan anak," imbuh Syaiful.
Menurut Syaiful, jika orang tua ingin memasukkan anaknya ke pondok pesantren maka hal pertama yang perlu dilakukan orang tua adalah mengenalkan ponpes tersebut kepada si anak.
"Kenalkan ponpes itu kepada anak, bagaimana lingkungannya, bagaimana kondisinya. Kalau anak sudah kenal niscaya akan menimbulkan ketertarikan anak. Jangan ujug-ujug (tiba-tiba) anak dimasukkan pesantren pilihan orang tua," tandas Syaiful.