BPOM Resmi Hentikan Peredaran Kinder Joy, Ini Bahaya Bakteri Salmonella

Konten Media Partner
13 April 2022 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah menghentikan sementara peredaran jajanan telur cokelat Kinder Joy. Ini menyusul penemuan kasus infeksi bakteri Salmonela di luar negeri pada jajanan telur cokelat Kinder.
ADVERTISEMENT
Langkah BPOM tersebut diapresiasi Ketua Umum PP AsNI (Asosiasi Nutrisionis Indonesia) Andriyanto. Pasalnya bakteri Salmonella cukup berbahaya bagi tubuh manusia.
"Sebenarnya langkah BPOM menghentikan peredaran semua produk cokelat Kinder itu berawal dari kasus di Inggris dimana disana ada produk cokelat Kinder Surprise (yang terpapar bakteri Salmonella). Kalau di kita kan yang dikenal Kinder Joy. Langkah BPOM ini sebagai upaya pencegahan dan memang belum diteliti lebih lanjut (untuk Kinder Joy) tapi yang sudah pasti itu yang di Inggris yang menyerang banyak anak-anak," jelas Andriyanto kepada Basra, Rabu (13/4).
Andriyanto menilai langkah yang ditempuh BPOM tersebut sudah sangat tepat, karena mencegah jauh lebih baik daripada proses menyembuhkan mengingat bakteri Salmonella bukan bakteri yang 'main-main' yang rentan mengena pada anak-anak.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut dijelaskan Andriyanto, bakteri Salmonella jika sudah menyerang manusia maka akan menimbulkan penyakit yang bernama Salmonella typhi. Penyakit ini memiliki gejala demam, sakit perut, yang disertai sakit kepala, bisa juga mengalami sakit persendian dan diare.
"Gejala ini baru akan terasa setelah 8 sampai 24 jam makan makanan yang tercemari bakteri Salmonella. Diare dan mual muntah akan menyebabkan seseorang dehidrasi, bahkan diarenya itu bisa berdarah," paparnya.
Salmonella typhi, kata Andriyanto, bisa sembuh namun membutuhkan waktu yang relatif cukup lama. Dan apabila terinfeksi terus menerus maka nyawa menjadi taruhannya.
"Tapi di Indonesia jarang sekali ada kasus kematian karena bakteri Salmonella. Kecuali kalau seandainya anak tersebut daya tahan tubuhnya rendah," tandasnya.
Ditegaskan Andriyanto, tubuh yang terpapar bakteri Salmonella berbeda dengan ketika mengalami keracunan makanan. Jika keracunan makanan maka gejala yang dialami hanya mual dan muntah. Sedangkan paparan bakteri Salmonella akan menimbulkan demam yang cukup tinggi disertai sakit perut.
ADVERTISEMENT
"Sehingga tidak hanya dehidrasi, tapi bakteri Salmonella ini bisa menyebar di tubuh, bahkan 'kesasar' di otak yang bisa menyebabkan manginitis. Ini yang ditakutkan. Ada juga nyeri sendi. Jadi cukup menyiksa anak," tukasnya.
Dikatakan Andriyanto, sejatinya Salmonella itu banyak berada di susu sapi dan kebanyakan cokelat itu diolah dengan ditambah susu. Jadi kemungkinan besar cokelatnya tercemar Salmonella, terutama bila pengolahannya kurang hiegienis.