Konten Media Partner

Buat Busana Raja Hutan, Mahasiswa Ubaya Raih Best Performance di JFC 2021

21 Desember 2021 10:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Samuel menggunakan kostum defile Lion buatannya sendiri.
zoom-in-whitePerbesar
Samuel menggunakan kostum defile Lion buatannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya (FIK Ubaya), Samuel Albert Pratama baru saja mendapat penghargaan Best Performance dalam pagelaran Jember Fashion Carnaval (JFC) 2021.
ADVERTISEMENT
Dengan mengusung tema Virtue Fantasy, JFC tahun ini menampilkan 9 defile yaitu Lion, Komodo, Flamingo, Sea Dragon, Dragonfly, Elephant, Unicorn, Dove, dan Honey Bee.
Dalam pagelaran tersebut, Samuel menggunakan kostum defile Lion buatannya sendiri. Ia menuturkan, ide awal pembuatan desain kostum terinspirasi dari karakter singa sang raja hutan.
Melalui karyanya tersebut, Samuel ingin menampilkan sosok raja singa yang berani dan berkuasa sebagai pemimpin.
Bahkan kostum tersebut menonjolkan ciri khas yang kuat pada desain dan aksesoris yang digunakan. Kostum dan aksesoris yang dipakai memiliki tinggi 4 meter dan berat 50 kilogram.
“Saya mendapat penghargaan best performance kategori senior dalam pagelaran Jember Fashion Carnaval 2021. Penghargaan ini dinilai berdasarkan performance dalam peragaan busana dan desain kostum yang bagus. Jadi juri menilai secara keseluruhan dan bisa dibilang memiliki poin tertinggi,” tutur Samuel, Selasa (21/12).
ADVERTISEMENT
Selain menyiapkan desain, Samuel juga menjahit dan membuat kostumnya sendiri. Proses pembuatan kostum dilakukan selama kurang lebih dua minggu.
Dalam pembuatan kostum, ia menggunakan kain taffeta dan bludru yang dominan berwarna cokelat. Samuel juga menambahkan fake fur di beberapa bagian untuk memberikan aksen surai singa.
Selain itu, kostum yang dibuat mempunyai hiasan kepala unik dengan berat 4 kilogram berbentuk mahkota yang terbuat dari besi. Pada bagian atas mahkota juga terdapat patung singa berbahan matras yang menunjukkan secara jelas hasil karya berasal dari defile Lion.
“Saya membuat jubah dengan desain agak bersayap untuk memberikan kesan pemimpin yang berkuasa. Disamping itu, ada aksesoris lain berupa topeng singa yang digunakan saat peragaan busana,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa asli Jember ini mengungkapkan bahwa ketertarikannya dengan JFC dimulai sejak kecil saat ia menonton pertunjukkan karnaval di dekat rumahnya.
Berawal dari situ, Samuel semakin tertarik untuk mengikuti pertunjukan JFC. Mahasiswa yang gemar kuliner ini mengaku jika dirinya sudah terlibat pembuatan kostum di JFC sejak SMA kelas tiga.
“Setiap tahun selalu ikut kegiatan JFC membuat saya ingin menjadi designer ternama seperti teman-teman yang lain. Saya berharap bisa mengikuti jejak Dynand Fariz sebagai perancang busana Indonesia yang mendunia karena hasil karyanya yang selalu mengusung pesona nusantara,” pungkasnya.