Konten Media Partner

Cegah Stunting, Kader Posyandu di Surabaya Keliling dari Rumah ke Rumah

23 Agustus 2020 5:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas puskesmas saat mengukur lingkar lengan balita dengan pita lila. Foto: Dok. Dinkes Surabaya
zoom-in-whitePerbesar
Petugas puskesmas saat mengukur lingkar lengan balita dengan pita lila. Foto: Dok. Dinkes Surabaya
ADVERTISEMENT

Untuk memperhatikan pertumbuhan balita di tengah pandemi COVID-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) memastikan program Posyandu di Kota Pahlawan tetap terlaksana.
ADVERTISEMENT
Di masa pandemi, kegiatan Posyandu berjalan dengan para kadernya yang menjemput bola mengunjungi dari rumah ke rumah (door to door) warga termasuk pendistribusian vitamin A.
Kepala Dinkes Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengungkapkan, sebenarnya untuk program pemberian vitamin A ini dilaksanakan setiap satu tahun dua kali. Yakni, pada bulan Februari dan Agustus. Di bulan Agustus ini ada mekanisme perubahan Posyandu dan pemberian vitamin.
“Untuk pemantauan pertumbuhan balitanya itu dapat dilakukan secara rutin setiap satu bulan sekali. Termasuk selama masa pandemi melalui para kader. Tetapi pemberian vitamin hanya satu tahun dua kali,” katanya, (22/8).
Feny– sapaan lekat Febria Rachmanita- memaparkan, untuk pendistribusian vitamin A door to door dimulai dari kader wilayah Puskesmas Simo Mulyo dan Sawah Pulo. Para kader tersebut berkeliling ke rumah penduduk yang ada balitanya. Di sana, para balita akan ditimbang, diukur tinggi, dan diberikan vitamin A.
ADVERTISEMENT
“Jadi mekanismenya di masa pandemi, balita-balita itu akan dipantau pertumbuhannya secara mandiri oleh ibu atau pengasuh menggunakan pita lila. Pita ini untuk mengukur lingkar lengan atas. Kemudian hasilnya akan dikirimkan via google form ke puskesmas,” urainya.
Dari data tersebut, Feny menjelaskan, bahwa selanjutnya dilakukan pengkajian di masing-masing puskesmas. Jika balita dengan status gizi kurang dan gizi buruk atau pita lila yang hasilnya di bawah 12.5 senti meter, maka akan dilakukan janji temu dengan petugas puskesmas.
“Tujuannya puskesmas akan mengukur tinggi dan berat badannya. Serta memberikan intervensi untuk mencegah stunting,” imbuhnya.
Menurutnya, hal tersebut penting dilakukan oleh puskesmas agar menemukan atau mendeteksi dini kejadian balita yang tengah mengalami gizi buruk. Sehingga dapat segera dilakukan penanganan.
ADVERTISEMENT
“Kami terus lakukan pemantauan untuk para balita guna mencegah stunting dan gizi buruk supaya dapat tertangani sedini mungkin,” simpulnya.