Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Cerita Aan dan Roy, 2 Mahasiswa FK Unair Raih Medali Emas Olimpiade Kedokteran
7 Desember 2022 7:29 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Prestasi membanggakan berhasil ditorehkan 2 mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Unair, Caesaroy Afif Wibowo dan Maulana Bagus Adi. Dua mahasiswa ini berhasil meraih medali emas di ajang olimpiade kedokteran, baik tingkat regional maupun nasional.
ADVERTISEMENT
Baik Roy maupun Aan, demikian keduanya kerap disapa, tak pernah menyangka akan meraih medali emas. Pasalnya, di ajang
Regional Medical Olympiad (RMO) dan Internasional Medical Olympiad (IMO), keduanya harus melaksanakan ujian OSCE (praktek komprehensif tentang kemampuan klinis) dan ujian SOCA (ujian oral).
"Nilai kita agak rendah di OSCE dan SOCA karena memang selama di FK (Unair) kita belum pernah dapat materi itu. Sedangkan di FK kampus lain sudah ada. Mengikuti IMO, kita perbaiki lagi untuk OSCE dan SOCA dengan bimbingan dari kakak tingkat yang pernah dapat materi ini ketika ikut olimpiade," ujar Roy, saat dihubungi Basra, Selasa (6/12) malam.
RMO merupakan olimpiade kedokteran tahunan yang diselenggarakan oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) bekerja sama dengan Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran (AIPKI) Wilayah 4. Pesertanya sendiri berasal dari 32 fakultas kedokteran yang ada di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sedangkan IMO 2022 merupakan olimpiade kedokteran tahunan yang digagas oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI). Pada IMO 2022 diikuti sebanyak 357 tim dari 92 FK seluruh Indonesia.
Dijelaskan Roy, yang dilombakan pada olimpiade kedokteran adalah ilmu-ilmu kedokteran, mulai dari dasar (basic science) seperti anatomi, patologi, fisiologi, hingga yang klinis seperti cara diagnosis maupun tata laksana farmakologis dan non farmakologis.
"Untuk penilaiannya sendiri itu tiap babak beda-beda. Misal babak penyisihan itu MCQ (Multiple Choice Question) dan praktikum. Untuk MCQ misalnya jawabannya benar dapat poin plus berapa, jawaban salah nilainya minus, dan tidak menjawab nilainya 0," terangnya.
Sedangkan di babak semifinal, lanjut Roy, ada ujian OSCE (praktek komprehensif tentang kemampuan klinis). Di babak ini juga ada MCQ tapi lebih advance dan mereka unggul di MCQ. Di babak final ada ujian SOCA (ujian oral), juga ada cerdas cermat semacam menjawab pertanyaan dengan cepat. Ini yang pula membuat keduanya unggul.
ADVERTISEMENT
"Jadi SOCA itu seperti presentasi kasus. Jadi disediakan kasus dan kita presentasi analisisnya sampai tuntas," imbuh Wakil Ketua BEM FK Unair ini.
Roy lantas bercerita bagaimana dirinya bisa berduet dengan Aan di ajang olimpiade kedokteran. Baik Roy maupun Aan merupakan peserta dengan nilai tertinggi saat seleksi di tingkat kampus. Keduanya lantas dijadikan 1 tim untuk mengikuti olimpiade.
Sebelum mengikuti RMO maupun IMO, Roy dan Aan mendapat bimbingan dari dosen yang telah ditunjuk dan kakak tingkat. Untuk persiapan mengikuti RMO, Roy dan Aan hanya mempunyai waktu 2 minggu.
"RMO digelar Juli dan persiapan kita hanya 2 minggu. Sedangkan IMO digelar Oktober, persiapan kita lebih lama sekitar 2-3 bulan," tutur pemuda 21 tahun ini.
ADVERTISEMENT
Roy dan Aan tergabung di Tim Digestif yakni cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada terapi dari aspek pembedahan terhadap permasalahan kompleks di saluran pencernaan.
RMO dan IMO 2022 merupakan olimpiade kedokteran yang pertama kali diikuti Roy. Awalnya Roy mengaku hanya coba-coba mengikuti seleksi di kampus.
"Gak nyangka bisa dapat medali karena awal ikut seleksi di kampus cuma coba-coba saja. Alhamdulillah malah bisa dapat medali," tukasnya.
Sedangkan bagi Aan, RMO dan IMO 2022 bukan olimpiade pertama yang diikutinya. Sebelumnya pemuda 22 tahun itu bahkan pernah ikut di level International.
Aan lantas berpesan kepada adik kelasnya yang ingin mengikuti olimpiade kedokteran agar tak patah arang.
"Ikut saja, nggak usah khawatir nggak lolos. Kita kan tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, jadi ya coba ikut saja," tandasnya.
ADVERTISEMENT