Konten Media Partner

Cerita Arkaan Olah 4 Ton Sampah Plastik, Jadi Bata Ramah Lingkungan

11 Februari 2023 15:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
AArkaan ketika menjadi pembicara di Basra Talk 'Sang Penyelamat Bumi'. Foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
AArkaan ketika menjadi pembicara di Basra Talk 'Sang Penyelamat Bumi'. Foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hampir dua tahun lamanya, Ahmad Arkaan Taamir mengolah sampah plastik menjadi ecobrick. Ecobrick sendiri merupakan bata ramah lingkungan yang terbuat dari sampah plastik yang dimasukkan ke dalam botol bekas.
ADVERTISEMENT
Bahkan, saat ini, Arkaan telah berhasil mengolah sekitar 4 ton 750 kilogram sampah plastik menjadi ecobrick. Tak hanya itu, ia juga membuat ecobrick tersebut menjadi beragam furniture seperti kursi, meja, hingga tempat sampah otomatis.
"Mulai membuat ecobrick itu sejak kelas 4 SD. Karena sampah plastik ini kan susah terurai. Akhirnya saya cari tahu cara mengolah sampah plastik yang mudah," kata Arkaan dalam Basra Talk bertema 'Sang Penyelamat Bumi', Sabtu (11/2).
Arkaan mengaku, untuk mendapatkan sampah plastik tersebut, ia mengadopsi sekitar 50 lebih warung adopsi, mulai dari warung kopi, sampai tempat laundry.
Terkait cara membuat ecobrick, Arkaan menjelaskan, pertama limbah sampah yang ia dapatkan dari warga sekitar dan warung adopsi di cuci terlebih dahulu lalu dikeringkan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya plastik di potong menjadi bagian kecil dan tinggal dimasukkan ke dalam botol plastik berukuran 1.500 ml dan dipadatkan hingga penuh.
"Standar-nya untuk botol ukuran 1.500 ml itu 500 gram," tutur siswa kelas 6 SDN Nginden Jangkungan 1 Surabaya ini.
Arkaan mengaku, salah satu kendala dalam pembuatan ecobrick ini adalah memadatkan sampah plastik di dalam botol. "Karena itu harus di tekan dengan tongkat agar sampah di dalam botol padat. Dan ketika dibuat kursi itu bisa menahan beban sampai 100kg," ujarnya.
Selain mengolah ecobrick, Arkaan juga menjadi trainer ecobrick termuda dan mendapatkan sertifikat internasional dari GEA (Global Ecobrick Alliance) yang diberikan oleh pengagas ecobrick Russel Maier.
"Sebelum jadi trainer harus ikut pelatihan dulu Selama 5 minggu. Setelah mengikuti pelatihan, saya diberikan sertifikat untuk mengadakan workshop," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Arkaan berharap, ke dapat akan banyak anak muda yang mengikuti jejaknya guna melestarikan bumi. "Generasi muda jangan malas, ayo kita jaga lingkungan kita agar tidak tercemar," tukasnya.