Konten Media Partner

Cerita Bidan di Bangkalan Tangani Anak Stunting Melalui Pijat Tuina

18 Juni 2024 18:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Irawati (kerudung ungu) saat mengecek kesehatan ibu muda di desanya. Foto: Dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Irawati (kerudung ungu) saat mengecek kesehatan ibu muda di desanya. Foto: Dok. pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada cerita menarik dari salah satu peserta pelantikan dan pengambilan sumpah pendidikan profesi bidan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), yang dihelat belum lama ini. Ia adalah Irawati Ningsih, seorang bidan di Desa Socah, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, yang berhasil menerapkan inovasi pijat tuina untuk menanggulangi permasalahan stunting.
ADVERTISEMENT
Di Desa Socah Bangkalan, stunting merupakan masalah kesehatan serius dan membutuhkan penanganan segera. Melihat kondisi ini, Irawati tidak tinggal diam. Ia memanfaatkan pengetahuannya dalam bidang kesehatan dan terapi alternatif untuk menciptakan metode yang efektif dan mudah diterapkan di kalangan masyarakat desa.
“Awal mulanya saya tergerak untuk mengangkat persoalan stunting ini menjadi penelitian studi saya, apalagi sejak menjadi bidan di daerah tempat tinggal saya, Socah, Bangkalan, persoalan kurang gizi pada balita itu masih banyak dijumpai. Sehingga tercetuslah pijat tuina ini sebagai salah satu solusi, dan Alhamdulillah hasilnya berdampak bagus,” ungkapnya.
Pijat tuina ialah teknik pijat yang digunakan untuk menangani penurunan nafsu makan pada bayi dan anak. Irawati mengadaptasi teknik ini untuk membantu memperbaiki asupan gizi pada anak-anak melalui stimulasi tubuh.
Untuk mengetahui keberhasilan yang signifikan, Irawati menerapkan inovasi ini selama enam bulan di Puskesmas tempatnya bekerja.
ADVERTISEMENT
“Pijat tuina saya lakukan setiap hari dengan metode pengecekan tinggi dan berat badan setiap dua minggu sekali. Pemantauan ini dilakukan selama enam bulan dan hasilnya cukup bagus, bayi dan anak-anak jadi lahap makan dan berat badan naik,” ceritanya dengan semangat.
Melihat keberhasilan tersebut, Irawati mendapat dukungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan untuk menjadikan pijat tuina sebagai inovasi keberhasilan untuk akhirnya diterapkan di beberapa Puskesmas di Bangkalan. Selain itu, penerapan ini juga berkolaborasi dengan para perangkat desa serta komunitas ibu-ibu PKK untuk mengumpulkan para balita dan anak-anak.
“Alhamdulillah yang awalnya saya hanya menjadikan ini sebagai penelitian studi, akhirnya didukung penuh beberapa pihak. Bahkan dinas kesehatan juga memfasilitasi posyandu rutin di beberapa Puskesmas di Bangkalan sebagai upaya pencegahan stunting juga,” ujar perempuan kelahiran 20 Januari 1991 itu.
ADVERTISEMENT
Menjadi bidan profesional merupakan cita-cita Irawati sejak kecil, itu juga yang menjadi motivasinya untuk melanjutkan studi Profesi Bidan di Unusa. Irawati juga telah membuka praktik sendiri di rumahnya sebagai bentuk dedikasi penuh kepada warga sekitar tempat tinggalnya.
“Saya sudah menjadi bidan sejak tahun 2009, tetapi hanya lulusan D3. Kemudian tuntutan bidan saat ini setidaknya harus S1, dan akhirnya saya terdorong untuk lanjut studi hingga profesi, selain itu juga ingin meng-update ilmu baru," terangnya.
"Ke depan saya ingin fokus menjadi bidan profesional, bekerja di Puskesmas dan tetap membuka praktik sendiri di rumah untuk bantu orang-orang biar tidak perlu jauh-jauh ke Puskesmas,” imbuh Irawati.