Konten Media Partner

Cerita Dosen di Surabaya Terpilih sebagai Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO

23 Januari 2025 7:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
IGAK Satrya Wibawa SSos MCA PhD, dosen Departemen Komunikasi, Fakultas Ilmu FISIP Unair.
zoom-in-whitePerbesar
IGAK Satrya Wibawa SSos MCA PhD, dosen Departemen Komunikasi, Fakultas Ilmu FISIP Unair.
ADVERTISEMENT
IGAK Satrya Wibawa SSos MCA PhD, dosen Departemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair, resmi terpilih sebagai Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO. Penunjukan itu tidak hanya menjadi pengakuan atas kapasitas akademik dan profesionalnya, tetapi juga membawa nama Unair semakin dikenal di dunia internasional.
ADVERTISEMENT
Pria yang akrab disapa IGAK itu menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya.
“Makna dari tanggung jawab ini adalah bentuk kepercayaan, baik secara pribadi maupun kepada Universitas Airlangga. Tugas ini menjadi proses yang harus saya jalani dan tuntaskan dengan sebaik-baiknya. Keberhasilan saya nantinya diukur oleh atasan, masyarakat, dan stakeholder terkait,” ujarnya, Kamis (23/1).
IGAK menjelaskan bahwa penunjukan itu dilakukan melalui proses seleksi internal oleh Sekretariat Jenderal. Namun, keputusan untuk menerima tawaran tersebut juga melibatkan diskusi mendalam dengan keluarga dan kolega pengajar di Departemen Komunikasi Unair.
“Keluarga menjadi pertimbangan besar dalam setiap langkah karier saya. Proses perpindahan tugas ke negara lain tidak hanya melibatkan saya, tetapi juga keluarga, terutama anak-anak yang harus menyesuaikan diri dengan suasana baru. Meski ada rasa berat meninggalkan keluarga besar Komunikasi Unair, saya berharap kesempatan ini dapat memberikan manfaat luas bagi lingkungan di sekitar saya,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai akademisi dengan latar belakang komunikasi, IGAK juga memiliki banyak pengalaman di bidang hubungan internasional. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Atase Pendidikan di KBRI Singapura dan berkontribusi mendirikan Kantor Urusan Internasional atau Airlangga Global Engagement (AGE) Unair.
“Latar belakang ini sangat membantu saya dalam menjalankan komunikasi multilateral antar negara dan budaya. Saya percaya bahwa kebijakan yang baik terjadi karena kualitas komunikasi antar individu yang melaksanakannya. Selain itu, saya berencana memanfaatkan media digital sebagai prioritas untuk menjalin komunikasi dengan para stakeholder di UNESCO,” jelasnya.
IGAK juga menegaskan pentingnya mempertahankan dan melestarikan budaya Indonesia yang telah diakui UNESCO, seperti batik dan Reog Ponorogo.
“Langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan keputusan UNESCO dengan melestarikan budaya tersebut. Kita perlu memberikan dukungan kepada para seniman lokal dan melibatkan generasi muda dalam asosiasi budaya. Sebagai wakil Indonesia, saya ingin mendorong aktivasi dari capaian yang telah diraih sebelumnya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Urgensi Keterlibatan Internasional
IGAK berpesan kepada mahasiswa dan dosen UNAIR tentang pentingnya keterlibatan dalam kancah internasional. Menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang melimpah. Jangan sampai masyarakat Indonesia hanya menjadi konsumen, sambungnya, tetapi harus mampu berkembang sebagai produsen untuk menguasai pasar.
“Keterlibatan internasional bukan hanya soal penampilan luar, tetapi bagaimana berkontribusi secara aktif pada isu global. Mari berkolaborasi, berdiskusi, dan melakukan aksi nyata untuk membahas isu-isu besar dunia,” pungkasnya.