Konten Media Partner

Cerita Mahasiswa Luar Jawa Ikut PMM, Sempat Takut ke Surabaya Kini Malah Betah

7 Januari 2024 8:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelepasan mahasiswa luar Jawa yang ikut program PMM di Unusa.
zoom-in-whitePerbesar
Pelepasan mahasiswa luar Jawa yang ikut program PMM di Unusa.
ADVERTISEMENT
36 mahasiswa dari luar pulau Jawa telah selesai mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) di Unusa selama 1 semester. Ada banyak hal menarik yang didapat mahasiswa peserta program PMM. Salah satu cerita datang dari Resty Puji Rahayu.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa semester 7 dari Universitas Mega Buana Palopo, Sulawesi Selatan, itu mengaku program PMM menjadi jalan baginya untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di Pulau Jawa.
“Ini pertama kali saya menginjakkan kaki di Pulau Jawa dan tinggal bersama teman-teman dari berbagai daerah," ujarnya disela pelepasan mahasiswa PMM Unusa, (5/1).
Resty mengatakan, awalnya sempat khawatir mengikuti program PMM karena dirinya termasuk pribadi yang susah bergaul dengan orang baru.
"Namun kekhawatiran itu ternyata tidak seperti yang saya bayangkan, Unusa menyambut baik kedatangan kami sebagai mahasiswa baru di kelas mereka. Teman kelas juga membantu saya saat mengalami kendala,” tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan Fajar Gimnastiar. Mahasiswa semester 3 asal Stikes Mercubaktijaya, Padang, ini mengaku mendapatkan banyak hal baru setelah hampir empat setengah bulan menempuh perkuliahan PMM.
ADVERTISEMENT
"Saya bersyukur dapat menjadi bagian dari program PMM ini. Selama program ini berjalan, saya banyak ketemu orang baru, ke tempat baru, dan yang lebih penting banyak belajar dan pengalaman yang sangat berharga," ujarnya.
PMM merupakan salah satu bagian dari program Kampus Merdeka yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar lintas kampus dan budaya dari daerah asal selama satu semester. Program ini bertujuan mengeksplorasi keragaman kebudayaan Indonesia, bertemu dengan teman-teman baru dari seluruh penjuru Nusantara sembari belajar di perguruan tinggi lain yang tentunya memiliki lingkungan dan sistem pembelajaran yang berbeda dari kampus asal.
Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie., M.Eng., mengatakan program PMM mencerminkan kesadaran akan pentingnya menghormati perbedaan, dan melihat bahwa keunikan dan keanekaragaman budaya dapat menjadi kekayaan bersama.
ADVERTISEMENT
“Menjadi sangat penting, utamanya bagi generasi muda sebagai generasi pewaris ragam untuk terus mengembangkan kepekaan terhadap budaya dan adat istiadat. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada para mahasiswa peserta PPM yang telah berbagi dan saling mengekspresikan pengalaman dari seluruh tanah air,” ungkapnya.
Jazidie juga berpesan, persaudaraan yang telah terjalin antar peserta PMM dapat diteruskan walaupun nantinya telah kembali ke daerah masing-masing.
“Beberapa kebiasaan di sini mungkin terlihat asing, tapi diharapkan hal tersebut dapat dipandang sebagai peluang untuk membangun jembatan harmoni. Kami berharap para peserta terus menjalin silaturahmi nantinya,” ujarnya.
Kegiatan program PMM memiliki mata kuliah khusus, Modul Nusantara. Mata kuliah ini wajib diikuti peserta PMM, terdiri dari beberapa kegiatan, antara lain kebhinekaan, refleksi, inspirasi, dan kontribusi sosial. Kegiatan ini memberikan peserta kesempatan untuk mengeksplor keindahan alam, mengunjungi situs sejarah, warisan budaya, dan tempat wisata, serta bertemu dengan tokoh inspiratif, mencicipi berbagai makanan khas dan mengenal lebih dalam budaya.
ADVERTISEMENT