Konten Media Partner

Cerita Mahasiswa Surabaya Juara BIP Competition Gara-gara Kampung Lontong

2 Desember 2024 16:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim 7 Lontong Community Power Universitas Airlangga (Unair). Foto: Humas Unair
zoom-in-whitePerbesar
Tim 7 Lontong Community Power Universitas Airlangga (Unair). Foto: Humas Unair
ADVERTISEMENT
Tim 7 Lontong Community Power Universitas Airlangga (Unair) mengukir prestasi dengan meraih gelar juara pertama dalam Business Impact Plan (BIP) Competition yang digelar di Bogor, Jawa Barat, belum lama ini.
ADVERTISEMENT
“Program BIP ini sangat menginspirasi dan menggerakkan kami selaku generasi muda untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar kita. Khususnya pada sektor pengembangan UMKM di Indonesia,” ungkap Tjhai Tony Gunawan, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair sekaligus ketua Team 7, Senin (2/12).
Selain Tony, dalam tim multidisiplin ini terdapat pula Kanina Hitasukha dari Fakultas Psikologi, Nafiesa Zahra dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, serta Ganizha Nur Faiza E dan Zufar Abdul Aziz dari Fakultas Farmasi.
Dalam landasan inovasinya, Team 7 terinspirasi dari Kampung Lontong Surabaya, sebuah UMKM yang berfokus pada olahan lontong sejak 1974, namun eksistensinya belum banyak terendus masyarakat Surabaya. Selain itu, produksi UMKM masih menghasilkan banyak limbah produksi.
ADVERTISEMENT
Tim ini kemudian mengajukan tiga fase kegiatan untuk memberdayakan UMKM.
“Di antaranya Lontong Squad, Kampung Lontong Festival, dan Lontong Circular,” sebut Nafiesa.
Lontong Squad merupakan online public campaign melalui sosial media yang bertujuan meningkatkan exposure dan brand awareness UMKM dengan menggandeng Cak Lontong. Selanjutnya, hadir Kampung Lontong Festival, sebuah bazar makanan dan minuman yang juga menghadirkan workshop pembuatan lontong.
“Terakhir, dalam Lontong Circular, kami menyajikan workshop edukatif pengolahan limbah sisa produksi lontong menjadi produk yang lebih bernilai. Program ini juga menjunjung SDGs poin 3, 8, dan 12,” tutur Kanina melengkapi keterangan rekannya.
Gagasan yang mengantarkan Team 7 menuju National Bootcamp Bakti Champion ini merupakan buah perjuangan panjang selama lima bulan.
ADVERTISEMENT
“Kami sempat mengalami kendala seperti lokasi UMKM yang sulit diakses hingga perlunya perombakan gagasan yang sempat membuat kami down,” ungkap Ganizha.
Meski begitu, tim ini berhasil mengatasi rintangan dan menuai banyak pujian dari dewan juri hingga kompetitor.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan pihak Kampung Lontong Surabaya. Besar harapan kami bahwa gagasan ide yang telah kami buat dapat terealisasikan dengan baik,” tutup Zufar.