Cerita Mantan Jubir Satgas COVID-19 Jatim, Dedikasikan Ilmu untuk Warga Papua

Konten Media Partner
23 Juni 2023 6:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr. Makhyan Jibril Al-Farabi, M.Sc M.Biomed MBA Sp.JP. (kanan), bersama Dekan FK Unair Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.O.G., Subsp.F.E.R.,. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
dr. Makhyan Jibril Al-Farabi, M.Sc M.Biomed MBA Sp.JP. (kanan), bersama Dekan FK Unair Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.O.G., Subsp.F.E.R.,. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah secara resmi telah mencabut status pandemi COVID-19 di Indonesia. Hal ini seiring dengan terus melandainya kasus COVID-19 di tanah air. Kondisi pandemi yang melandai juga menjadi hal yang membahagiakan bagi dr. Makhyan Jibril Al-Farabi, M.Sc M.Biomed MBA Sp.JP. Pasalnya Jibril akhirnya dapat merampungkan pendidikan dokter spesialisnya setelah sempat tersendat karena pandemi.
ADVERTISEMENT
Ditunjuk Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sebagai Jubir Satgas COVID-19, membuat Jibril harus fokus pada tugas-tugasnya. Kini setelah pandemi mereda, Jibril pun tersenyum bahagia. Gelar sebagai dokter spesialis jantung akhirnya bisa digenggamnya setelah harus tertatih menjalani pendidikan karena terpaan badai pandemi.
Jibril dilantik menjadi dokter spesialis jantung di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), pada Selasa 20 Juni 2023. Ia dilantik bersama 69 dokter spesialis dan subspesialis lainnya. Bisa dibilang Jibril adalah sosok yang penuh semangat dalam menuntut ilmu. Kendati sudah mengantongi tiga gelar master di berbagai universitas kenamaan dalam maupun luar negeri, ia masih semangat menempuh studi spesialis.
“Kita itu kalau memilih menjadi seorang dokter, tanggung jawab untuk menuntut ilmu seumur hidup. Makanya sejak awal saya masuk kuliah, dijelaskan ilmu kedokteran selalu update. Ilmu yang sudah saya pahami tahun lalu bisa berubah, makanya perlu untuk terus belajar. Bahkan dokter senior kami juga terus mengupdate pengetahuan,” ungkapnya saat ditemui Basra usai prosesi Pelantikan Dokter Spesialis 1 & 2 Periode 145 di FK Unair.
ADVERTISEMENT
Setelah lulus dokter dan master bidang biomedik di universitas terkemuka Malang, Jibril menempuh pendidikan master manajemen bisnis di Quantic Bussiness School Amerika Serikat. Gelar MBA ia peroleh di tahun 2018.
Di tahun yang sama, Jibril lulus S2 di Bidang Healthcare Enterpreneurship di University College London melalui beasiswa pemerintah Inggris, Chevening. Kemudian di tahun 2019 ia menempuh sekolah PPDS di Departemen Kardiologi FK Unair.
“Dalam teori-teori yang disebutkan Mc Kinsey sekarang, manusia-manusia di masa depan adalah manusia-manusia yang punya pengetahuan general supaya bisa menyelesaikan masalah secara luas. Karena kita tahu stakeholder kesehatan dan pemerintah itu gimana. Tapi kita juga harus punya satu spesialisasi. Satu bidang yang kita kuasai lebih dalam,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Spesialis jantung dipilih Jibril karena merasa prevalensi penyakit jantung beserta tingkat kematiannya di Indonesia masih sangat tinggi. Apalagi jantung menjadi salah satu penyakit yang menjadi beban utama BPJS.
Dengan menjadi dokter spesialis jantung, pria kelahiran 20 Maret 1991 ini ingin ambil bagian dalam penyelesaian masalah.
“Kalau saya dokter spesialis, saya mungkin menyelesaikan masalah satu. Tapi dengan ilmu-ilmu lainnya yang saya punya (manajemen dan entrepreneurship), saya bisa menyelesaikan masalah secara holistik mulai dari sosial dan molekuler secara bersamaan,” tukasnya.
Setelah berhasil meraih gelar dokter spesialis jantung, Jibril akan mendedikasikan ilmunya untuk warga Papua. Pekan depan Jibril akan bertolak ke provinsi paling timur Indonesia itu untuk mengaplikasikan ilmu manajemen kesehatan dan jantung di Dinas Kesehatan Papua.
ADVERTISEMENT
Di Papua, Jibril juga akan memberikan training dalam pelaksanaan telemedicine yang menjadi alternatif pelayanan kesehatan saat ini.
Meski telah menggenggam gelar dokter spesialis jantung, Jibril tak mau berpuas diri. Ia berencana untuk menempuh subspesialis (Sp 2) kardiologi yang hanya ada satu-satunya di FK Unair.
Sementara itu, Dekan FK Unair Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.O.G., Subsp.F.E.R., mengapresiasi semangat Jibril yang terus mengembangkan ilmunya.
“FK Unair sangat senang jika punya murid-murid spesial seperti Dokter Jibril ini. Yang mendedikasikan tenaga maupun pikirannya untuk kesehatan. Karena sejatinya pendidikan kedokteran bukan hanya melahirkan dokter yang berpikir egosentris kecukupan materi diri. Namun juga bertanggung jawab akan kemajuan bangsa,” tandasnya saat dijumpai dalam kesempatan yang sama.
ADVERTISEMENT