Konten Media Partner

Cerita Nadya, Sandang Predikat Mahasiswa Unair di Usia 15 Tahun

12 April 2025 7:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nadya Zhafira. Foto: Dok.pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Nadya Zhafira. Foto: Dok.pribadi
ADVERTISEMENT
Nadya Zhafira berhasil mencatatkan namanya sebagai salah satu peserta Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) termuda yang diterima di Universitas Airlangga (Unair). Remaja yang belum genap berusia 16 tahun itu resmi menjadi mahasiswa baru pada Program Studi S1 Farmasi Unair.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menyandang predikat peserta termuda, Nadya juga diterima di program studi saintek terketat kedua pada jalur SNBP di Unair. Ia mengaku sangat senang dapat mewujudkan impiannya menjadi mahasiswa Unair, terutama di program studi favoritnya.
Remaja asal Jember itu pun tak menyangka bisa diterima di perguruan tinggi negeri pada usia semuda itu. Rasa syukur dan bangga memenuhi hatinya atas pencapaian tersebut.
"Ini adalah suatu kebahagiaan dan kebanggaan terbesar bagi diri, keluarga, dan sekolah saya. Jujur, saya tidak pernah menyangka bahwa saya bisa diterima di PTN melalui SNBP di usia saya yang masih muda ini," ungkapnya, belum lama ini.
Pilihan Nadya untuk mengambil jurusan farmasi bukan tanpa alasan. Sejak kecil, ia sudah tertarik pada dunia kesehatan dan bercita-cita berkontribusi dalam pengembangan obat-obatan.
ADVERTISEMENT
“Saya memilih program studi farmasi karena sejak kecil, saya sangat tertarik dengan bidang kesehatan. Farmasi adalah bidang yang menggabungkan ilmu pengetahuan dan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, sehingga saya merasa program studi ini adalah pilihan yang tepat," terangnya.
Tidak hanya cerdas, Nadya juga dikenal sebagai sosok yang giat belajar. Ia mengikuti program akselerasi baik di tingkat SMP maupun SMA, sehingga mampu menyelesaikan pendidikan lebih cepat dari rekan-rekannya. Menurutnya, kunci keberhasilan tersebut adalah semangat belajar tinggi dan strategi belajar yang efektif.
Meski begitu, alumni MAN 1 Jember itu menyadari bahwa tantangan terbesar yang harus dihadapinya adalah perbedaan usia dengan mahasiswa lainnya. Namun, Nadya tidak memandang hal tersebut sebagai hambatan, melainkan sebagai peluang untuk belajar dari teman-teman yang lebih dewasa.
ADVERTISEMENT
"Tantangan terbesarnya mungkin perbedaan usia dengan teman-teman di kampus. Mereka pada umumnya sudah lebih matang dalam berpikir dan memiliki pengalaman sosial yang lebih banyak. Namun, saya melihat ini sebagai kesempatan untuk belajar dari mereka. Saya berusaha membangun komunikasi yang baik dan aktif mengikuti kegiatan kampus agar lebih mudah berbaur," jelasnya.
Di balik kesuksesan Nadya, ada dukungan penuh dari kedua orang tuanya yang selalu memberikan motivasi dan fasilitas belajar. Ia juga merasa beruntung memiliki lingkungan yang mendukungnya untuk terus berprestasi.