Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner
Cerita Pria Mualaf di Surabaya, Hati Terasa Nyaman Saat Mendengar Kumandang Azan
11 Maret 2025 6:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Terlahir dari keluarga kristiani, namun Yuda tak asing dengan agama Islam. Maklum, sedari kecil Yuda tinggal di perkampungan dengan warga yang mayoritas muslim, apalagi tempat tinggalnya tak jauh dari masjid.
ADVERTISEMENT
"Saya tinggal di salah satu perkampungan di Surabaya yang mayoritas warganya muslim, rumah saya juga tidak jauh dari masjid. Jadi ya memang cukup akrab dengan Islam," ujar ayah satu putri ini, seperti dikutip Basra, Selasa (11/3).
Rumah yang cukup berdekatan dengan masjid membuat Yuda juga merasa nyaman setiap kali mendengar azan berkumandang. Bahkan saat masih kecil jika bulan Ramadan tiba, Yuda mengaku kerap ikut patrol sahur.
"Rasanya hati nyaman dan damai saat mendengar azan. Terus, biasanya pas menjelang sahur di bulan Ramadan kan ada patrol, anak-anak keliling kampung sambil membunyikan berbagai alat dari botol, drum, sampai kaleng, untuk membangunkan orang sahur. Saya suka ikut, senang bisa nyanyi-nyanyi, teriak-teriak, sambil klotekan (membunyikan alat-alat dengan cara dipukul)," kenang anak kedua dari empat bersaudara ini.
ADVERTISEMENT
Yuda mengakui, sempat terbersit dalam benaknya untuk menjadi mualaf saat menginjak remaja, namun hatinya masih gamang. Rasa yakin itu baru muncul saat Yuda bertemu Nanda, gadis asal Gresik, yang kini jadi istrinya. Perempuan muslimah itu telah mencuri hati Yuda. Melalui Nanda inilah, Yuda mulai belajar sepenuhnya tentang agama Islam.
Setelah merasa yakin, Yuda pun memutuskan untuk menjadi mualaf. Berpamitan kepada keluarga besarnya yang merupakan penganut Kristen juga dilakukan Yuda.
"Saya ingin memulai lembaran baru dengan cara yang baik, saya pamit sama orang tua, sama kakak, adik, dan keluarga besar lainnya. Alhamdulillah, mereka tidak mempermasalahkan keputusan saya menjadi mualaf karena mereka menilai saya sudah dewasa dan tahu mana yang baik dan buruk untuk diri saya sendiri," terangnya.
ADVERTISEMENT
Kini sudah lebih dari 10 tahun Yuda menjadi mualaf. Yuda pun selalu berusaha memberikan contoh bagi putri semata wayangnya bagaimana menjadi seorang muslim yang baik.
"Saya mau jadi contoh yang baik buat putri saya, maka dari itu saya selalu berusaha memperbaiki ibadah saya sebagai muslim," tegasnya.