Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Cerita Prof. Paul, Kembangkan Teknik Tahalele untuk Rekonstruksi Dinding Toraks
29 Maret 2023 13:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Nama Prof. Dr.med. Paul L. Tahalele, MD., Ph.D., FINACS, FICS, FCTS., dikenal sebagai seorang dokter ahli bedah toraks, kardiak, vascular-endovaskular sekaligus pendidik.
ADVERTISEMENT
Berkarier sejak tahun 1976, tentu ada begitu banyak pasien dan ragam kasus yang sudah dihadapi Prof. Paul, mulai ringan hingga berat.
Perjalanan Prof. Paul tersebut diabadikan dalam sebuah buku berjudul Bedah Toraks Pengalaman Klinis 44 Tahun yang ditulis sendiri olehnya.
Beragam topik dibahas, mulai kelainan kongenital, penyakit infeksi, tumor jinak, tumor ganas, trauma toraks, hingga Teknik Operasi Tahalele (Tahalele’s Method) yang berhasil ia kembangkan.
Prof Paul bercerita, menjadi seorang dokter khususnya di Indonesia harus kreatif dan inovatif. Salah satunya, ia berhasil mencetuskan Tahalele’s Method atau Teknik Operasi Tahalele untuk rekonstruksi dinding toraks.
Metode ini terinspirasi oleh sang guru, Prof. Robert Hacker di Erlangen, Jerman, ketika Prof Paul menjalani studi subspesialisasi bedah TKV.
ADVERTISEMENT
“Metode ini merupakan rekonstruksi dinding toraks yang saya kembangkan sejak 1986. Saya belajar dari guru saya waktu di Jerman," ucap Prof. Paul ketika ditemui Basra usai melakukan bedah buku di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), Rabu (29/3).
Dekan FK UKWMS ini memberikan salah satu contoh kasus yang ia tangani dengan teknik operasi Thalele. Kasusnya, ketika ada tumor pada toraks sehingga tulang rusuk harus dipotong lima hingga enam ruas.
Prof. Paul memanfaatkan kawat sebagai pengikat, yang dikaitkan sedemikian rupa hingga terhubung dan membentuk jaring laba-laba, lalu ditutup dengan mobilisasi otot dari dinding toraks salah satunya muscle latissimus dorsi.
"Gantinya itu sebenarnya ada dari titanium. Satu plat-nya itu bisa sampai Rp 10-15 juta. Untuk mengatasi hal itu bagi orang Indonesia kan sulit. Jadi saya buat inovasi ini," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Untuk menggunakan teknik ini, Prof. Paul mengungkapkan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya tumor jinak maupun ganas belum menjalar ke organ lainnya dan dibutuhkan beberapa pemeriksaan awal.
"Biaya yang tidak mahal, alat operasi yang mudah didapat dan sederhana, dan dapat dilakukan di negara berkembang dengan fasilitas atau alat operasi yang terbatas dan minimal,” ungkapnya.
Hampir setengah abad menjalani profesinya, kini Prof. Paul gemar berbagi ilmu dan melakukan pengabdian untuk masyarakat.
Diketahui, sejak 1986 hingga di akhir purna tugasnya, Prof. Paul sudah melakukan 101 tindakan dengan metode yang ia kembangkan.
Bahkan, teknik rekonstruksi dinding toraks Tahalele’s method juga telah mendapatkan pengakuan dari Kementerian Hukum dan HAM pada 2011, serta mendapatkan sertifikat hak kekayaan intelektual (HKI).
ADVERTISEMENT