Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Cerita Raissa Rengkuh Gelar Sarjana ITS di Usia 20 Tahun
14 April 2025 7:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Tak ada kata terlalu cepat untuk memulai sesuatu. Ungkapan itu tergambar dari sosok Raissa Arum Kusumaningtyas yang dinobatkan menjadi wisudawan termuda pada gelaran Wisuda ke-131 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Sabtu - Minggu (12-13/4). Raissa mampu membuktikan bahwa usia tidak menjadi batasan dalam menuntut ilmu.
ADVERTISEMENT
Untuk mengantongi status sebagai wisudawan termuda di usia 20 tahun 9 bulan bukanlah perjalanan singkat bagi Raissa. Gadis kelahiran Bandung ini menjalani program akselerasi saat di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dukungan keluarga membawanya pada pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Taruna Bakti Bandung yang mengedepankan pengajaran etika dalam berbangsa dan bermasyarakat.
“Latar belakang pendidikan semasa sekolah sangat lekat dengan kedisiplinan dan etika,” ungkapnya.
Bekal kedisiplinannya itu membentuk Raissa menjadi sosok yang tekun, sehingga berhasil membawanya pada studi lanjutan di Departemen Manajemen Bisnis ITS.
Memiliki minat dalam bidang pemasaran, Raissa mengaku lebih tertarik untuk mempelajari keilmuan melalui praktik langsung. Hal itulah yang mendasari keputusannya untuk mengeksplorasi bidang bisnis.
Minatnya pada bidang bisnis tersebut diimplementasikan dalam penelitian tugas akhir (TA) yang mendalami tentang customer behavior dalam penggunaan kantor plastik pada gerai retail di Kota Bandung.
ADVERTISEMENT
Dara kelahiran 9 Juli 2004 itu menemukan bahwa masih banyaknya penggunaan kantong plastik ketika berbelanja disebabkan kurangnya informasi yang diberikan karyawan ritel mengenai alternatif lain kantong plastik, seperti tote bag atau kardus.
Lebih lanjut, Raissa mengungkapkan bahwa fakta di lapangan terhadap penggunaan kantong plastik sangat disayangkan mengingat kurangnya kerja sama seluruh elemen dalam menanggulangi pencemaran lingkungan.
“Perlu adanya pengawasan yang ketat terhadap edukasi dan imbauan penggunaan kantong plastik oleh pelaku ekonomi kepada konsumen,” ujar mahasiswa program International Undergraduate Program (IUP) MB ITS itu.
Melalui pengalaman studinya, Raissa berpesan agar mahasiswa memiliki semangat untuk terus belajar dan memperoleh banyak pengalaman di bangku perkuliahan.
Ia berharap agar ilmu yang didapatkannya dapat memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Terutama dalam mendukung penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-3 tentang kesehatan yang baik dan poin ke-13 terkait aksi terhadap perubahan iklim.
ADVERTISEMENT