Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Cerita Retno Mengendarai Moge Berbobot 195 Kilogram, Butuh 3 Bulan Bisa Mahir
21 April 2025 9:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Naik motor gede (moge) identik dengan pria, dan terlihat gagah dan sangar. Namun ternyata ada juga perempuan yang memiliki hobi naik moge. Meski dari segi model moge sangat besar dan terkesan sulit dikendarai, tapi ada perempuan yang cukup piawai mengendarainya, Retno Indrawan misalnya.
ADVERTISEMENT
Cluster Director of Sales & Marketing Golden Tulip Holand Resort & Golden Hill Batu ini bahkan menjadikan moge sebagai 'kendaraan dinas' untuk menempuh perjalanan dari Kota Batu ke Surabaya.
"Saya kan kerja di Batu tapi asal Surabaya. Jadi setiap akhir pekan pulang ke Surabaya dan saya pilih naik moge," ujar Retno kepada Basra, Senin (21/4).
Kegemaran Retno menunggangi moge tak terlepas kecintaan sang suami yang gemar naik motor gede. Sering dibonceng sang suami naik menggelitik Retno untuk mencoba mengendarai moge sendiri.
"Sering dibonceng, lama-lama kok jadi penasaran seperti sih kalau mengendarai moge itu," tutur Retno.
Moge yang dikendarai Retno merupakan moge Royal Enfield 350 CC yang berbobot sekitar 195 kilogram.
ADVERTISEMENT
Retno mengaku sudah mulai mengendarai moge sendiri sejak tahun 2021 lalu. Meski menjadikan cukup gemar mengendarai moge dan menjadikannya sebagai kendaraan dinas, namun Retno jarang ikut kegiatan touring bersama pencinta atau komunitas moge lainnya.
"Kalau yang sering touring itu suami ya, kalau saya sih enggak. Seringnya ke Batu Surabaya. Tapi beberapa kali naik moge bersama suami ke sejumlah kota di Jawa Timur. Suami bawa moge sendiri, saya juga bawa moge sendiri. Seringnya seperti itu," ungkap Retno.
Bagi Retno, mengendarai moge memiliki sensasi tersendiri ibarat menunggangi kuda liar. Dan butuh waktu 3 bulan lamanya bagi Retno bisa mahir mengendarai moge.
"3 bulan ya saya baru mahir, suami yang ngajari. Yang paling susah itu belok kanan dan kirinya karena kan memang berat ya. Naik moge itu seperti menunggangi kuda liar dan kita bisa menjinakkan dia, di situ sensasinya. Apalagi tidak semua perempuan bisa mengendarai moge ya," tukasnya.
ADVERTISEMENT
"Di Surabaya yang mengendarai motor laki-laki banyak, tapi kalau yang mengendarai moge, saya belum pernah menjumpai," imbuh Retno.
Saat mengendarai moge, ada pesan khusus dari sang suami yang selalu diingat Retno.
"Suami selalu berpesan kalau mengendarai moge jangan sampai arogan, jangan seenaknya sendiri di jalan. Ada kan yang bilang kalau pengendara moge itu arogan, nah itu tidak boleh," tegasnya.