Konten Media Partner

Cerita Siswa SD di Surabaya Sukses Panen 1200 Kilogram Maggot

26 September 2024 7:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dewangga Kasyafa Prestian. Foto: Dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dewangga Kasyafa Prestian. Foto: Dok. pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meski masih duduk di bangku kelas 4 SD, namun Dewangga Kasyafa Prestian sudah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Ini diwujudkan Dewangga dengan budidaya maggot. Dilakukan sejak Februari 2024, hingga kini Dewangga berhasil panen maggot sebanyak 1200 kg.
ADVERTISEMENT
Maggot atau dalam penyebutan lain disebut dengan belatung merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia Illucens dalam bahasa Latin. Maggot adalah larva dari jenis lalat yang awalnya berasal dari telur dan bermetamorfosis menjadi lalat dewasa.
Dewangga sendiri merupakan satu di antara sekian banyak anak di Kota Surabaya yang sedang mengikuti ajang Penganugerahan Pangeran & Putri Lingkungan Hidup 2024. Dalam ajang ini Dewangga mengusung proyek lingkungan mengolah limbah organik dengan maggot BSF
Ia mengaku, proyek yang dikerjakan tersebut dilatarbelakangi keinginannya sendiri. Dewangga ingin ikut ambil bagian dalam pemilahan sampah organik, mengingat warga Surabaya masih belum banyak yang berinisiatif dalam memilah sampah.
"Dari sampah yang dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk makanan maggot, tentunya bisa mengurangi volume sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir)," ujar bungsu dari dua bersaudara ini, (25/9).
ADVERTISEMENT
Dewangga mengungkapkan, proyek budi daya maggot ini bermula ketika diajak sang ayah membeli pakan burung peliharaan sang ayah. Dari sinilah Dewangga kemudian mengetahui bahwa maggot ternyata justru punya nilai gizi tinggi sebagai pakan satwa.
Dengan bimbingan sang ayah, Dewangga pun serius mempelajari proses budi daya maggot dari YouTube. Setiap pulang sekolah, Dewangga mempraktikkan tahapan demi tahapan budidaya maggot.
“Sampah organik aku dapat dari sisa-sisa makanan di sekolah. Setelah sampah dirajang lalu buat makanan maggot. Aku juga blusukan ke rumah-rumah warga dan pasar untuk mendapatkan dampak organik," terang Dewangga.
Usaha tak mengkhianati hasil. Ketekunan dan kesabaran Dewangga membuahkan hasil manis. Lalat Black Soldier Fly (BSF) semakin berkembang biak di bawah perawatan Dewangga.
ADVERTISEMENT
"Maggot banyak dicari orang, selain untuk pakan ayam, burung dan juga pemancing ikan untuk dijadikan umpan," ujar Dewangga.
Hingga saat ini, Dewangga sudah berhasil mengurai sampah organik sebanyak 12 ton lebih. Ia juga berhasil panen maggot sebanyak 1200 kg. Dewangga mengemas maggot dalam dua ukuran berbeda, yakni 60 gram dijual Rp10.000, dan 20 gram dijual Rp5.000.
Menurut Dewangga, jika konsep pengolahan sampah organik dengan budidaya maggot ini diterapkan di banyak tempat, maka permasalahan sampah di kota-kota seperti Surabaya, bisa teratasi dengan baik. Selain itu, produksi maggot juga berdaya jual tinggi dan mendatangkan keuntungan ekonomi.
"Ketika maggot dipanen, maka akan menyisakan kotoran yang disebut sebagai kasgot. Kasgot juga bisa dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk organik yang sangat berguna untuk menyuburkan tanaman," tandasnya.
ADVERTISEMENT