CLON, Aplikasi Belajar di Rumah untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

Konten Media Partner
9 Juli 2020 15:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Tampilan aplikasi CLON karya mahasiswa ITS.
Kurangnya media pembelajaran yang disediakan untuk siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) saat mengikuti pembelajaran online di masa pandemi seperti sekarang, membuat lima mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berinisiatif membuat sebuah aplikasi bernama CLON (Claster of Education).
ADVERTISEMENT
Aplikasi karya Hafizh Muhammad Rozaan, Rifqi Nadhif Arrafid, Galih Syifa’ul Ummah, Cahyo Aji Roliono, dan Yohanes Jose Ariawan ini berupa aplikasi e-learning yang dibuat untuk para penderita Autism Spectrum Disorder (ASD).
Hafizh Muhammad selaku ketua tim menuturkan, terobosan baru ini dibuat berdasarkan keresahan mereka akan pembelajaran online yang dilaksanakan di Indonesia sebagai akibat dari pandemi COVID-19.
“Nah, media pembelajaran yang ada sekarang hanya bisa diakses oleh siswa atau mahasiswa normal saja. Sedangkan teman-teman kita yang berkebutuhan khusus tidak memiliki kemampuan untuk mengaksesnya,” tuturnya, Kamis (9/7).
Berlatar belakang hal itu, kelima mahasiswa ini membuat aplikasi yang digunakan untuk memfasilitasi kegiatan belajar mengajar pada siswa SLB dengan metode take and give. Metode ini memungkinkan siswa didik mengerjakan sebuah soal sesuai petunjuk untuk menerapkan perilaku beretika baik di masyarakat yang akan divisualisasikan melalui gambar yang menarik.
ADVERTISEMENT
"Jadi nantinya akan dipandu, kemudian akan diberikan reward atas prestasi yang sudah dicapai. Hal ini membutuhkan koordinasi dengan orang tua agar pembelajaran berjalan lancar,” ucapnya.
Mahasiswa Departemen Infrastruktur Sipil ITS ini menjelaskan, dalam aplikasi CLON terdapat empat fitur utama yang sangat berguna untuk keperluan anak-anak SLB ketika mereka belajar dari rumah. Keempat fitur itu diantaranya Learning Journey, Quiz, Pengembangan Diri, dan Social Experience.
"Untuk fitur Learning Journey merupakan fitur yang di dalamnya akan ada pembelajaran harian seperti pengenalan huruf, pengenalan angka, dan pengenalan warna. Nantinya setelah mereka melakukan tugas pada hari tersebut, siswa akan mendapatkan poin,” jelasnya.
Sementara untuk fitur Quiz yang merupakan fitur harian, nantinya siswa akan diberi persoalan mengenai pertanyaan kepribadian, dan setelah melakukannya siswa akan mendapatkan reward sebagai apresiasi. Untuk fitur ini siswa dapat melakukannya satu kali sehari.
ADVERTISEMENT
Lalu untuk fitur pengembangan diri digunakan untuk meningkatkan kemampuan visual dari siswa. Nantinya akan terdapat banyak persoalan yang menggunakan gambar-gambar menarik, dengan tujuan untuk meningkatkan kepekaan dari otak kiri siswa.
"Sedangkan untuk fitur social experience dimaksudkan untuk mengimplementasikan sikap-sikap positif kepada lingkungan sekitar seperti melakukan tindakan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun). Hal ini akan membuat anak perlahan semakin memperbaiki emosinya agar stabil pada emosi yang positif,” ucap Hafizh.
Selain itu mahasiswa angkatan 2019 ini memaparkan, aplikasi CLON juga dilengkapi fitur tambahan berupa fitur report yang berfungsi mengirimkan grafik perkembangan siswa dari pekerjaan mereka kepada pihak pendamping selaku pihak ketiga aplikasi ini, yang selanjutnya pendamping dapat mengolah langsung dan membuat kesimpulan apakah siswa mengalami peningkatan kinerja otak atau tidak.
ADVERTISEMENT
Ia juga menjabarkan bahwa aplikasi CLON dapat menerapkan machine learning yang dapat mengklasifikasikan tingkat kecerdasan siswa didik berdasarkan hasil uji pada empat fitur utama ke sebuah database. Sehingga, pada hari selanjutnya aplikasi ini akan dengan sendirinya memberikan soal berdasarkan tingkat kemampuan IQ dari siswa tersebut.
"Jadi semakin baik siswa tersebut mengerjakannya, maka akan semakin sulit soal yang diberikan pada hari selanjutnya, begitu juga sebaliknya,” paparnya.
Ketika ditanya soal keunggulan dari aplikasi yang dibuat, Hafizh mengungkapkan bahwa CLON ini belum pernah ada sebelumnya. “Sampai saat ini belum ada aplikasi e-learning yang dikhususkan bagi para penderita ASD, termasuk di dalamnya Tunalaras dan Tunagrahita yang bersekolah di SLB,” ungkap mahasiswa kelahiran Lahat, Sumatera Selatan ini.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya aplilasi itu, Hafizh dan tim berharap ke depan aplikasi CLON dapat dikembangkan dan diwujudkan secara nyata. Selain itu, ia berharap aplikasinya dapat membantu anak-anak berkebutuhan khusus dalam mendapatkan pembelajaran secara online selayaknya siswa pada umumnya.
Diketahui, aplikasi karya anak bangsa ini berhasil menyabet Gold Medal di ajang International Online Competition Inventions vs Corona yang diselenggarakan oleh International Federation of Inventors’ Association (IFIA).