Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Coding Bakal Masuk Kurikulum SD, Pakar Pendidikan Sebut Dampaknya Bagi Anak
21 November 2024 7:41 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, mengungkapkan pembelajaran coding bakal diterapkan pada kelas 4 sekolah dasar (SD).
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Holy Ichda Wahyuni Pakar Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) mengatakan, perkembangan teknologi merupakan sebuah keniscayaan. Pendidikan dinamis, peradaban manusia juga dinamis tidak mungkin manusia akan terus berada dalam kondisi stagnan.
Holy mengatakan, tahapan perkembangan anak usia SD menurut teori perkembangan baik dari Piaget maupun Bruner menyatakan bahwa mereka meski sudah bisa berpikir logis dengan bahasa/pemahaman bahasa, namun belum bisa optimal berpikir abstrak.
Menurut Holy gambaran coding dan AI di SD tidak seperti yang umum dibayangkan, bukan berarti anak-anak akan diajari bahasa pemrograman yang kompleks. Tetapi konten pelajaran yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.
“Jadi lebih ke pengenalan logika dasar, permainan visual, gabungan visual dan numerik. Ini tentu akan berlanjut, dan di setiap jenjang terdapat progress,” kata Holy dalam keterangannya seperti dikutip Basra, Kamis (21/11).
ADVERTISEMENT
Kata Holy manfaatnya dapat meningkatkan keterampilan berpikir logis, problem solving, dan tentu saja memperkenalkan teknologi untuk anak sejak dini, justru akan mengarahkan anak pada edukasi pemanfaatan teknologi secara tepat dan bijak.
“Saya sepakat jika menjadi mata pelajaran pilihan. Sebab tidak semua siswa memiliki minat dan bakat di arah sana, ada aspek atau bidang lainnya yang memang digeluti siswa atas dasar kesenangan seperti seni dan olahraga,” terang Holy.
Holy menegaskan, hal-hal yang perlu disiapkan terkait diberlakukannya kebijakan ini antara lain sosialisasi dari pemerintah ke sekolah, dan yang lebih penting dari sekolah ke wali siswa, melalui penyamaan persepsi. Menjelaskan gambaran secara lugas, gambaran sederhana serta manfaat bagi perkembangan anak.
“Sebab masih banyak respons yang membayangkan bahwa pelajaran coding dan AI itu akan menyulitkan dengan bahasa pemrograman, harus provide gadget yang canggih dan lain-lain. Anggapan ini kurang tepat dengan yang terjadi di lapangan, beberapa sekolah sudah ada yang menerapkannya,” pungkas Holy.
ADVERTISEMENT