Konten Media Partner

Curhat Disabilitas: Kami Masih Diperlakukan Diskriminatif

17 April 2023 9:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Riski Nurilawati, salah satu anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Surabaya (kerudung hitam) bersama Denny Rachmawati, owner DNY Skincare (baju hijau), dalam acara pembagian 2.700 takjil, Minggu (16/4) sore. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Riski Nurilawati, salah satu anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Surabaya (kerudung hitam) bersama Denny Rachmawati, owner DNY Skincare (baju hijau), dalam acara pembagian 2.700 takjil, Minggu (16/4) sore. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Kaum disabilitas memiliki kebutuhan yang sama dengan masyarakat umumnya. Namun sayangnya, masih ada perlakukan diskriminasi yang diterima kaum disabilitas. Hal ini seperti diungkapkan Riski Nurilawati, salah satu anggota Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kota Surabaya.
ADVERTISEMENT
"Dari cerita teman-teman masih banyak yang dapat perlakuan diskriminasi. Kebanyakan sering tidak dipedulikan, dicuekin," ucap penyandang tunanetra ini kepada Basra, usai acara pembagian 2.700 takjil DNY Skincare kepada masyarakat, Minggu (16/4) malam.
Menyadari keberadaannya sering menarik perhatian orang, perempuan yang kerap disapa Kiki ini pun memiliki trik tersendiri jika sedang berada di kerumunan warga atau di ruangan publik.
"Kalau saya pribadi, sebisa mungkin bersikap tenang, percaya diri. Kita sebagai disabilitas pastinya akan selalu menjadi pusat perhatian orang. Jadi kalau kitanya bisa tenang dalam bersikap, nggak grusa grusu ya orang pasti akan memperlakukan kita dengan baik juga. Misalnya kalau kita berjalan butuh alat bantu ya jalannya jangan cepat-cepat seperti orang yang normal gitu," paparnya.
Senada dengan Kiki, Denny Rachmawati, owner DNY Skincare tak menampik jika masih banyak kaum disabilitas yang dipandang sebelah mata masyarakat. Terutama dalam hal pekerjaan.
ADVERTISEMENT
"Masih banyak yang kesulitan mendapatkan pekerjaan. Salah satu penyebab sulitnya penyandang disabilitas dalam mendapatkan pekerjaan karena pemberi kerja cenderung fokus terhadap keterbatasan difabel ketimbang keterampilannya," tegas perempuan yang juga memiliki putra penyandang disabilitas ini.
"Makanya saya sebisa mungkin kasih kesempatan (pekerjaan) buat disabilitas. Misalnya pekerjaan yang sederhana seperti melipat kotak kardus makanan. Jangan salah lho, hasil lipatan kardus mereka cukup rapi, bahkan jauh lebih rapi dari hasil lipatan yang bukan disabilitas," sambungnya.
Sebagai ibu dengan putra penyandang disabilitas, Denny cukup memahami bagaimana perlakuan masyarakat terhadap kaum difabel yang memang tak bisa dipungkiri masih sering dijumpai perlakuan diskriminatif.
Di bulan penuh berkah ini, menggugah kesadaran masyarakat akan keberadaan kaum disabilitas, Denny turut melibatkan kaum difabel dalam pembagian ribuan takjil yang dilakukannya setiap hari.
ADVERTISEMENT
"Kita libatkan mereka untuk ikut bagi-bagi takjil. Paling tidak supaya masyarakat paham bahwa orang-orang disabilitas itu juga mampu (bekerja) asal diberi kesempatan," tandasnya.
Keterlibatan kaum disabilitas tersebut terlihat dengan hadirnya orang-orang dari Pertuni dan sejumlah orang tua yang memiliki anak penyandang disabilitas.