Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Kawasan Jembatan Merah di Surabaya jadi wilayah paling sibuk pada zaman Belanda. Maklum saja, kawasan ini menjadi pusat pemerintahan serta perdagangan kala itu.
ADVERTISEMENT
Maka tak heran jika banyak gedung-gedung tua peninggalan Belanda yang sekarang ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Salah satunya, gedung De Javasche Bank yang berlokasi di Jalan Garuda No. 1 Krembangan Sel Surabaya.
Gedung ini awalnya difungsikan sebagai cabang De Javasche Bank Jakarta pada tahun 1829. Kemudian pada tahun 1953 berganti nama Bank Indonesia.
"Pada 1 Juli 1953, De Javasche Bank berubah menjadi Bank Indonesia dan secara otomatis gedung De Javasche Bank di Jalan Garuda ini beralih fungsi menjadi kantor Bank Indonesia," tutur Rizki Jayanto selaku pengelola De Javasche Bank ketika ditemui Basra, Senin (20/8).
Rizki mengatakan, pada tahun 1973, gedung tersebut tak lagi digunakan karena kapasitas gedung tidak cukup memadai untuk melakukan kegiatan operasional Bank Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Setelah Bank Indonesia pindah, gedung ini juga sempat dipinjam oleh bank-bank lain. Dan kemudian diresmikan menjadi cagar budaya pada 27 Januari 2012," tambahnya.
Bangunan yang berdiri sejak 14 September 1829 ini terdiri atas tiga lantai. Lantai dasar (basement) digunakan untuk memajang barang-barang peninggalan.
"Basement ini merupakan pintu masuk pengunjung yang ingin melihat isi gedung. Di sini pengunjung juga bisa melihat koleksi mata uang kuno dan benda-benda lain tentang perbankan," ujar Rizki.
Lantai dua bergaya interior klasik sebagai hall yang dimanfaatkan sebagai tempat pameran, wisuda, seminar, dan spot foto. Sementara di lantai tiga sebagai penyimpanan arsip sejarah De Javasche Bank.
"Kalau di lantai dua ini tinggal bilik-bilik dan kursi kayu untuk pengunjung yang masih asli. Untuk lantai tiga terdapat lemari yang dulunya digunakan sebagai penyimpan arsip," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Keunikan lain dari gedung De Javasche Bank ini adalah adanya tiga cermin yang telah berusia 100 tahun lebih, yang saat itu difungsikan di lorong sebagai memantau brankas layaknya kamera CCTV pada masa sekarang.
"Terus ada juga AC (air conditioner) alami yang dibuat belanda melalui kendi," ungkap Rizki.
Selain melihat koleksi uang, pengunjung juga akan melihat brankas khusus untuk menyimpan uang yang saat ini sudah tidak digunakan.
Ada pula beragam mesin dan alat perbankan seperti mesin pons, mesin pemotong, mesin press, mesin penghitung hingga mesin penghancur uang kertas yang dipamerkan.
Tak ketinggalan beberapa koleksi foto tentang gedung De Javache Bank di masa lalu.
"Harapan saya, masyarakat bisa mengetahui mengenai sejarah gedung De Javache Bank ini. Apalagi anak jaman milenial bisa berkunjung kesini untuk belajar sejarah. Karena Kota Pahlawan ini menyimpan banyak kisah sejarah yang wajib kita ketahui," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang ingin berkunjung, Gedung De Javache Bank ini buka setiap hari mulai pukul 08:00-16:00 dan gratis. (Reporter : Amanah Nur Asiah / Editor : Windy Goestiana)