Konten Media Partner

Desa Bejijong, Wisata Kampung Majapahit yang Terlupa Kini Mencoba Bangkit

8 Oktober 2020 15:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desa Bejijong, Wisata Kampung Majapahit yang Terlupa Kini Mencoba Bangkit
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, dikenal sebagai pusat perajin patung dan mempunyai beragam potensi wisata yang menarik perhatian.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, di masa pandemi saat ini potensi wisata dan industri kreatif yang ada di desa tersebut belum banyak terlihat atau diminati oleh masyarakat. 
Guna membangkitkan potensi wisata dan industri kreatif di sana, tim Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) Universitas Surabaya (Ubaya) membuat kreasi batik cap khas Bejijong.
Ninik Juniati, salah satu anggota tim PPDM Ubaya menyampaikan bahwa program ini bertujuan membangkitkan kembali potensi wisata Desa Bejijong untuk menarik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Menurutnya selain patung Budha Tidur, Desa Bejijong merupakan wilayah kampung Majapahit yang memiliki beragam potensi wisata dan industri kreatif.
“Kami membuat batik cap khas Bejijong. Batik cap ini kami buatkan menjadi seragam bagi pemilik homestay, tour guide, dan receptionist. Karena desa mitra Ubaya ini memiliki pusat informasi dan riset budaya di Sanggar Seni dan Budaya Bhagaskara," ucapnya, Kamis (8/10).
ADVERTISEMENT
Dibuatnya batik khas Bejijong ini bukan tanpa sebab, Ninik mengungkapkan sebelumnya Desa Bejijong memiliki sentra kerajinan batik tulis yang diminati oleh ibu-ibu, namun seiring berjalannya waktu mulai tenggelam.
"Kami berharap dengan adanya batik cap yang lebih efisien maka eksistensi pengrajin batik di Desa Bejijong mulai menggeliat dan bangkit lagi," ungkapnya.
Batik cap khas Bejijong ini memiliki ciri khas warna dasar yang unik. Warna dasar yang digunakan adalah warna-warna alam yang ada di Desa Bejijong seperti terakota atau cokelat kopi.
Sedangkan untuk motif batik capnya tidak jauh dari khas Desa Bejijong seperti Surya Majapahit, buah maja, dan ragam hias sulur di relief candi. Umumnya motif batik cap khas Bejijong berwarna putih.
ADVERTISEMENT
"Selain dibuat untuk kebutuhan seragam, kami juga membuat kostum berupa kain batik cap khas Bejijong dilengkapi atasan kebaya warna-warni yang disewakan ke wisatawan," tuturnya.
Tak hanya itu, tim PPDM Ubaya juga menggelar kegiatan secara daring untuk mengajak warga lebih aktif dalam memperkenalkan batik cap khas Bejijong melalui Renzy (Ready and Eazy) Competition.
Kompetisi ini merupakan lomba video kreatif berupa tutorial fashion styling dengan mix and match menggunakan kain batik cap khas Bejijong.
Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep fashion batik yang bisa dikreasikan dan selalu terlihat menarik tanpa harus dipotong atau dijahit.
“Secara eksplisit saya ingin mengajarkan tentang seni fashion bahwa kita bisa bergaya tanpa perlu ada sampah. Konsep ini sedikit demi sedikit ingin saya tularkan ke para pengrajin batik. Selama ini orang menawarkan batik dalam bentuk baju, tetapi kalau baju itu tidak up to date maka orang tidak mau beli dan bisa rugi. Jadi dengan selembar kain kita bisa bebas berkreasi, boleh diikat atau menggunakan peniti,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Diketahui, motif batik cap khas Bejijong ini telah di hak ciptakan. Sehingga warga dapat melanjutkan produksi atau mengembangkannya lagi dan banyak dilirik wisatawan.