Konten Media Partner

Diabetic Candy, Inovasi Permen Rendah Glikemik Cocok Bagi Pasien Diabetes

24 November 2022 9:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diabetic Candy inovasi tiga dosen Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). Foto: Amanah Nur Asiah/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Diabetic Candy inovasi tiga dosen Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). Foto: Amanah Nur Asiah/Basra
ADVERTISEMENT
Tiga dosen Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) berinovasi membuat diabetic candy, yaitu permen rendah indeks glikemik yang aman sekaligus sebagai anti diabetes.
ADVERTISEMENT
Ketiga dosen tersebut adalah Dr. Martha Ervina, S.Si., M.Si., Apt., dari Fakultas Farmasi dan Pusat Penelitian Obat Tradisional (PPOT), Dr. Anita Maya Sutedja, STP., M.Si., Ph.D., serta Netty Kusumawati, STP., M.Si., dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan Pusat Penelitian Pangan dan Gizi (PPPG).
Dr. Apt. Martha Ervina, S.Si., M.Si. menjelaskan, untuk bahan pembuatan permen, ia dan tim tidak menggunakan gula pasir, melainkan menggunakan isomalt yang merupakan gula poliol rendah kalori.
“Penggunaan isomalt karena rendah angka glikemik indeks-nya, sehingga tidak membuat angka gula darah naik dan tetap ada rasa manisnya. Selain aman dikonsumsi oleh penderita diabetes, dapat pula ditambahkan ekstrak yang dapat memberikan efek, juga mudah dikonsumsi kapan saja,” jelasnya, Kamis (24/11).
Foto: Amanah Nur Asiah/Basra
Terkait ekstrak yang digunakan, Martha menggunakan kayu manis, jahe dan kunyit. Di mana resep tersebut merupakan resep India yang sudah digunakan sebagai anti diabetes.
ADVERTISEMENT
"Keunggulan dari inovasi kami ini bebas dari gula, rendah kalori, dan juga mempunyai khasiat sebagai anti diabetes," tuturnya.
Martha menuturkan, proses pembuatan permen diawali dengan menimbang bahan, pencampuran, lalu memanaskan isomalt dalam suhu tertentu.
Selanjutnya, ditambahkan ekstrak dan bahan tambahan lainnya lalu didiamkan hingga buih-nya menghilang.
"Untuk tambahan bahan lainnya ada garam dan essence sebagai penguat rasa. Untuk essence dan ekstrak-nya ini bisa sesuai selera," tuturnya.
Setelah semua bahan tercampur, masuk dalam proses pencetakan permen. "Setelah dicetak, permen bisa didinginkan, dan dilepaskan dari cetakan," tambahnya.
Ke depan, Martha berharap inovasi ini dapat dikembangkan. "Semoga bisa terus berkembang, mungkin manfaatnya bisa ditambahkan untuk meningkatkan sistem imun atau sebagai pelega tenggorokan," tukasnya.
ADVERTISEMENT