Konten Media Partner

Dianggap Kutukan, Indonesia Peringkat 3 Penderita Kusta Terbanyak di Dunia

3 Maret 2023 16:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Dr dr Yulianto Listiawan. SpKK. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Dr dr Yulianto Listiawan. SpKK. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Menurut data kesehatan global, Indonesia menempati peringkat ketiga negara dengan penderita kusta terbesar setelah India dan Brazil. Di Indonesia ada beberapa daerah yang sampai saat ini masih endemi kusta. Seperti di Jawa Timur, endemi kusta masih terjadi di kawasan Madura dan Pantura. Hal ini seperti diungkapkan
ADVERTISEMENT
Di Indonesia kusta masih menjadi masalah kesehatan karena menimbulkan masalah yang sangat komplek, bukan hanya dari segi medis tetapi meluas hingga masalah sosial, ekonomi dan budaya karena masih terdapat stigma dan diskriminasi di masyarakat terhadap penderita kusta dan keluarganya. Hal ini seperti diungkapkan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Dr dr Yulianto Listiawan. SpKK.
"Kusta masih menjadi masalah di Indonesia. Nomor tiga di dunia itu Indonesia. Itu menjadi masalah karena dulu sampai sekarang rangking kita enggak turun," ujarnya kepada Basra, Jumat (3/3).
Menurut Yulianto, kusta memiliki stigma sebagai penyakit kutukan. Pasalnya penyakit sudah ada sejak lama atau penyakit kuno di mana kala itu masih belum diketahui penyebabnya. Sedangkan yang terlihat adalah kecacatan bagi penderitanya.
ADVERTISEMENT
"Jeleknya dianggap sebagai penyakit kutukan, dan itu masih dibawa sampai sekarang oleh masyarakat. Padahal sudah diketahui penyebabnya yakni infeksi. Kalau infeksi kan bisa diatasi, tapi diatasinya harus sedini mungkin," tuturnya.
"Jadi kuncinya adalah edukasi untuk mendeteksi kusta sedini mungkin supaya tidak menimbulkan kecacatan. Supaya masyarakat juga tidak takut pada kusta," sambungnya.
Yulianto mengungkapkan jika Jawa Timur tergolong provinsi eliminasi kusta artinya angka kejadian kusta masih lebih dari 1 per 10.000 penduduk.
"Di antara pantai utara Jawa sama Madura itu masih endemis," tukasnya.