Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Konten Media Partner
Dinkes Jatim Catat 3 Penyakit Ini Banyak Terjadi Usai Libur Lebaran
8 April 2025 6:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Libur lebaran telah usai. Aktivitas selama libur lebaran terbilang padat. Mulai dari perayaan Idul Fitri bersama keluarga besar, mengunjungi rumah sanak saudara, atau menghabiskan waktu di jalan saat mudik. Hal ini tentu terasa melelahkan saat harus kembali beraktivitas. Saat tubuh lelah dan daya tahan tubuh menurun itulah beragam kuman penyakit akan mudah masuk ke dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang telah dihimpun oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur per 3 April 2025, penyakit terbanyak yang diderita masyarakat pasca lebaran adalah demam, gastroenteritis / diare, dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).
"Penyakit pasca lebaran ini sering berkaitan dengan perubahan pola makan, aktivitas dan gaya hidup. Oleh karena itu, kami menghimbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan serta dapat melakukan cek kesehatan gratis yang tersedia di pos-pos kesehatan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD-KPTI., FINASIM., MARS, dalam siaran persnya, seperti dikutip Basra, Selasa (8/4).
Lebih lanjut, Prof. Erwin menjelaskan bahwa demam merupakan kondisi di mana suhu tubuh seseorang meningkat di atas normal. Demam dapat muncul sebagai bagian respons inflamasi / keradangan akibat adanya infeksi. Salah satu penyakit infeksi yang perlu diwaspadai saat ini adalah demam berdarah.
ADVERTISEMENT
Sedangkan diare merupakan buang air besar (BAB) yang pada umumnya lebih dari 3 kali dalam sehari, ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja lembek sampai mencair dan berlangsung kurang dari 7 hari.
Pada umumnya cara penularan diare secara fecal oral, yaitu jalur penularan penyakit di mana patogen, seperti virus, bakteri atau parasit yang berpindah dari feses (tinja) orang yang terinfeksi ke mulut orang lain.
Cara tepat untuk mencegah diare adalah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yaitu antara lain dengan memberikan ASI dan makanan pendamping ASI, menggunakan air bersih yang cukup, selalu menjaga kebersihan diri khususnya dengan mengingat waktu penting mencuci tangan dengan sabun (CTPS) pada saat setelah BAB dan/ atau BAK, sebelum menghidangkan makanan, sebelum makan atau minum serta setelah memegang hewan atau benda yang kotor.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, melakukan pengelolaan makanan yang benar dengan selalu mencuci buah dan sayur sebelum dimakan, minum air yang matang/sudah dimasak dan makanan yang terjaga kebersihannya, dst. Kemudian, membuang tinja bayi yang benar.
Prof. Erwin menambahkan, penyakit tertinggi ketiga pasca lebaran yang patut diwaspadai adalah Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). ISPA merupakan infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran pernapasan mulai hidung – alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura) yang disebabkan oleh > 300 jenis mikroorganisme. Balita termasuk populasi rentan terinfeksi ISPA.
"Untuk mencegah ISPA pada balita, maka kita harus jauhkan balita dari penderita batuk, kemudian berikan imunisasi lengkap, berikan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, berikan makanan cukup gizi dan seimbang serta jauhkan Balita dari asap (rokok, asap dapur, asap kendaraan), debu, serta bahan-bahan lain yang mengganggu pernapasan," pesannya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Prof. Erwin berpesan untuk selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, ventilasi rumah yang cukup, rajin mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik lain.
Prof. Erwin menambahkan bahwa selain penyakit menular, perlu diwaspadai juga peningkatan kasus penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes melitus. Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg.
Faktor risiko hipertensi adalah riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular pada keluarga, pola diet dan konsumsi garam, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dislipidemia, maupun kurangnya aktifitas fisik.
Sedangkan, diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu / acak ≥ 200 mg/dL. Faktor risikonya adalah merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung koroner, obesitas, dan riwayat penyakit keluarga (termasuk penyakit DM dan endokrin lain)
"Untuk mencegahnya, kita hanya perlu melakukan CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet gizi seimbang dengan menghindari konsumsi makanan berlebihan dan memperbanyak asupan serat, buah, dan sayur, Istirahat cukup serta Kelola stres," jelas Prof. Erwin.
"Bagi yang sudah menyandang hipertensi atau diabetes melitus, maka minum obat secara rutin dan periksakan kesehatan secara berkala, serta menghindari faktor risiko," sambung Prof Erwin.