Konten Media Partner

Dokter Ungkap Penyebab Anak-anak Rentan Terinfeksi Pneumonia Mycoplasma

12 Desember 2023 7:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pneumonia merupakan penyakit radang pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Foto: Dok. Parahita Diagnostic Center
zoom-in-whitePerbesar
Pneumonia merupakan penyakit radang pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Foto: Dok. Parahita Diagnostic Center
ADVERTISEMENT
Beberapa pekan terakhir mycoplasma pneumonia ramai diperbincangkan publik. Penyakit ini ramai disorot setelah anak-anak di Tiongkok Utara banyak yang terinfeksi.
ADVERTISEMENT
dr. Anisha Calista Prakoeswa, MARS, dari Parahita Diagnostic Center cabang Citraland Surabaya mengungkapkan, pneumonia merupakan penyakit radang pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur. Dan penularannya melalui droplet atau tetesan bersin, batuk, atau percikan air liur yang mengandung kuman.
"Mycoplasma adalah salah satu bakteri penyebab pneumonia. Dibandingkan dengan kuman penyebab pneumonia lainnya, sebenarnya gejala pneumonia mycoplasma itu relatif lebih ringan dan tingkat fatalitasnya lebih rendah," jelas perempuan yang kerap disapa dokter Icha ini, kepada Basra, (11/12).
"Tapi kalau peradangannya tidak segera diobati terutama pada pasien dengan sistem kekebalan yang tidak bagus bisa menimbulkan komplikasi seperti penumpukan cairan di paru-paru atau rongga dada, dan juga terjadi penyebaran bakteri di aliran darah," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Icha menuturkan pneumonia tak terkecuali pneumonia mycoplasma rentan terjadi pada anak-anak. Hal ini salah satunya karena sistem kekebalan tubuh anak belum terbentuk cukup kuat untuk melindungi diri dari penyakit.
Icha melanjutkan, faktor kedua pneumonia rentan terjadi pada anak karena saluran pernapasan anak lebih pendek dari orang dewasa, sehingga kuman lebih mudah masuk ke saluran pernapasan.
"Ketiga, karena pneumonia ini merupakan penyakit menular, yang pada beberapa kasus penularan pada anak susah dikontrol, terutama jika anak-anak berada pada lingkungan yang padat. Misalnya di sekolah ada anak yang sakit, nah beberapa anak itu masih susah melakukan etika batuk yang baik dan susah menjaga jarak supaya tidak ketularan temannya yang sakit," paparnya.
Sedangkan gejala pada anak yang terkena pneumonia mycoplasma, Icha mengatakan jika tak berbeda jauh dengan gejala infeksi saluran pernapasan lainnya. Ada pun gejala yang paling sering ditemukan adalah batuk yang semakin parah dan bisa bertahan dalam hitungan minggu, disertai pula demam.
ADVERTISEMENT
"Kalau pada anak usia balita, gejalanya antara lain hidung tersumbat, bersin, mata berair, napas mengi, dan gangguan pencernaan juga bisa. Kalau gejalanya memberat, bisa ditemukan gejala sesak napas atau nyeri dada. Tapi gejala berat ini jarang terjadi apalagi kalau tidak ada faktor komorbidnya," imbuhnya.
Icha menganjurkan ketika orang tua mendapati sang buah hati mengalami batuk pilek untuk segera membawanya periksa ke pusat layanan kesehatan. Sekecil apa pun gejala yang dialami anak, ada baiknya segera tertangani dengan baik.
"Jika pneumonia terdeteksi dan ditangani lebih awal, maka progres penyembuhan akan semakin baik pula," tegasnya.
Ada pun pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis pneumonia adalah foto rontgen, pemeriksaan darah, dan saturasi oksigen. Sedangkan untuk menentukan lebih lanjut apakah itu pneumonia mycoplasma atau bukan dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut seperti tes PCR atau kultur dahak.
ADVERTISEMENT
Antisipasi penularan pneumonia mycoplasma
Icha lantas memberikan sejumlah tips bagi orang tua untuk mengantisipasi penularan pneumonia mycoplasma, antara lain:
1. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Misalnya rutin mencuci tangan dengan sabun usai beraktivitas. Apabila tidak membawa sabun, saat bepergian ada baiknya membawa hand sanitizer.
2. Memakai masker, terutama ketika berada di keramaian.
3. Menerapkan etika batuk dan bersin. Saat batuk sebaiknya menutup mulut dengan tisu, kemudian tisu dibuang ke tempat sampah. Jika tidak bisa menutup mulut dengan tisu saat batuk maupun bersin, sebaiknya ditutup dengan siku lengan bagian dalam dan ditutup tangan.
4. Jika merasakan gejala batuk, pilek, demam, sakit tenggorokan, sebaiknya jaga jarak sehingga tidak menularkan pada orang lain. Usahakan tidak bepergian saat mengalami gejala tersebut, namun jika terpaksa harus keluar rumah maka sebaiknya memakai masker.
ADVERTISEMENT
5. Menjaga pola hidup yang baik dengan cara makan makanan bergizi, olahraga teratur, dan istirahat cukup.
6. Melengkapi vaksinasi sebagai upaya proteksi supaya dapat mengurangi komplikasi yang terjadi akibat infeksi saluran pernapasan, terutama vaksinasi influenza dan pneumonia.
"Untuk vaksin influenza bisa didapatkan di Parahita Diagnostic Center," tukasnya.
Informasi mengenai vaksin influenza atau berbagai layanan dan produk pemeriksaan lainnya tersedia di website www.labparahita.com dan bisa diakses melalui IG @labparahita atau bisa dengan menghubungi Hotline WA Hai Parahita di 0811-333-21-888.