Konten Media Partner

Dosen ITS Buat Alat Pendeteksi Gelatin Babi pada Makanan

7 Januari 2020 12:53 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dr rer nat Fredy Kurniawan SSi MSi. Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dr rer nat Fredy Kurniawan SSi MSi. Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Gelatin sering dipakai dalam industri obat dan makanan menstabilkan dan mengenyalkan produk. Gelatin juga sering digunakan sebagai bahan pembuat kapsul dan permen lunak, es krim, dan jeli.
ADVERTISEMENT
Saat ini sumber gelatin terbesar masih berasal dari kulit babi (45,8 persen). Sedangkan gelatin dari kulit sapi hanya sekitar 28,4 persen, lalu gelatin dari tulang sebanyak 24,2 persen, dan 1,6 persen sisanya berasal dari bahan baku selain kulit dan tulang.
Secara fisik, gelatin babi dan sapi sangat mirip sehingga susah dibedakan.
Sehingga, hal tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian golongan masyarakat selaku konsumen, khususnya masyarakat muslim. Karena masih banyak produsen yang tidak mencantumkan informasi jelas mengenai bahan-bahan pada produknya.
Untuk itu, Dr rer nat Fredy Kurniawan SSi MSi, dosen dari Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), bersama timnya melakukan penelitian mengenai alat pendeteksi gelatin babi dalam makanan olahan untuk pengendalian produk halal.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian tersebut, Fredy menggunakan metode sensor Quartz Crystal Microbalance (QCM) yang dimodifikasi. QCM adalah salah satu metode elektrokimia yang tergolong sederhana dalam peralatan dan operasionalnya.
"Kunci dari cara kerja sensor ini adalah material spesifik yang dapat membedakan kedua jenis gelatin, jadi respon yang diberikan oleh sensor terhadap gelatin babi dan selain babi bisa dibedakan secara nyata atau signifikan," jelas Fredy, Senin (6/1).
Alat ini bisa memberikan respon berbeda bila mendeteksi gelatin babi pada sebuah produk. "Apabila mengandung gelatin babi maka respon frekuensi yang diberikan alat akan naik, sedangkan untuk kandungan selain babi respon frekuensinya akan turun," paparnya.
Ia pun mengatakan bahwa alat pendeteksi gelatin babi ini mampu bekerja dengan ketelitian 100 ppm.
ADVERTISEMENT
Ke depan, pihaknya akan menyempurnakan alat tersebut sehingga bisa segera digunakan oleh masyarakat umum.
"Kami juga berusaha untuk membuat alat ini lebih kecil atau portable, sehingga bisa dibawa ke mana-mana dan langsung bisa dipakai di lapangan, tak perlu lagi sampel dibawa ke laboratorium. Saya berharap hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas," pungkasnya.