Dosen ITS Buat Alat Pintar Pengecek Kelembaban & Suhu untuk Budidaya Jamur Tiram

Konten Media Partner
20 Oktober 2020 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dosen ITS Buat Alat Pintar Pengecek Kelembaban & Suhu untuk Budidaya Jamur Tiram
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pembudidayaan jamur tiram umumnya membutuhkan suhu dan kelembapan khusus agar jamur dapat tumbuh dengan baik. Jamur tiram dapat tumbuh optimal di suhu sekitar 27 sampai 28 derajat Celcius.
ADVERTISEMENT
Untuk menjaga hal tersebut, tentu diperlukan monitoring secara berkala yang cukup merepotkan petani jamur tiram.
Guna mengatasi hal itu, Dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Dr Lila Yuwana SSi MSi dan timnya menciptakan sebuah alat otomatis untuk mengecek kelembapan suhu budidaya jamur tiram.
Kepala Laboratorium Fisika Teori dan Filsafat Alam ITS ini menjelaskan, pada sistem yang ia buat terdapat tiga macam jenis penyiraman yang bisa dilakukan untuk menjaga suhu ekosistem jamur tiram.
Pertama adalah penyiraman yang terintegrasi dengan sensor kelembaban dan suhu. "Jadi ketika keadaan ekosistem tidak dalam kondisi yang ideal bagi jamur tiram, penyiram otomatis akan menyiramkan air dalam bentuk kabut agar seluruh ruangan kembali ke suhu kamar," kata Lila, Selasa (20/10).
ADVERTISEMENT
Cara kedua yakni penyemprotan berbasis timer. Pada jenis ini penyemprotan dilakukan secara berkala sesuai timer yang sudah diatur oleh pengguna.
Dan ketiga yakni menggunakan cara manual. Dimana petani jamur tiram bisa mengaktifkan penyemprotan jika dirasa perlu secara manual.
Alur kerja sistem penyemprotan otomatis dengan metode pendeteksian kelembaban dan suhu ruangan.
"Karena sistem ini sangat bergantung pada koneksi internet, maka untuk mengatasi kemungkinan jaringan buruk disediakan tombol power untuk aktivasi,” jelas dosen dari Departemen Fisika ITS ini.
Selain penyemprotan yang terotomasi, Lila menuturkan, sistem ini juga dilengkapi oleh kamera web untuk memantau jamur tiram dari jarak jauh.
Tidak seperti tanaman padi yang memiliki masa panen tertentu, jamur tiram dapat dipanen kapan saja ketika dia sudah besar dan berbentuk merekah.
ADVERTISEMENT
"Karena jika jamur sudah merekah dan tidak segera dipetik, maka jamur tiram tersebut akan menguning dan kualitasnya tidak lagi bagus," ucapnya.
Untuk menjalankan fungsi penyiraman dan pengawasan tersebut, Lila mengatakan jika diperlukan daya listrik. Namun di kondisi eksisting, lokasi rumah jamur belum teraliri listrik, sehingga perlu ditambahkan panel surya sebagai penyedia energi alternatif dalam sistem tersebut.
"Panel surya yang kami rancang bersifat portabel sehingga bisa dipindahkan dengan mudah. Jika butuh untuk mencari daya panel surya dapat dikeluarkan, kemudian dimasukkan ke dalam rumah jamur seusainya,” ungkapnya.
Ke depan, Lila dan tim akan melanjutkan pengembangan potensi jamur tiram pada tahun 2021 mendatang.
"Kami akan menambah jenis olahan jamur tiram yang lebih variatif, membantu mengurus sertifikasi halal, hingga pembuatan merek dagang dan platform pemasaran agar membantu meningkatkan ekonomi petani jamur," pungkasnya.
ADVERTISEMENT