Duka Anak-Anak Pengungsi Kebakaran Margorukun Surabaya

Konten Media Partner
11 Juli 2019 10:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Helarius Tengku Arianto (kanan), korban kebakaran di Kampung Margorukun Surabaya. Foto-foto : Windy Goestiana/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Helarius Tengku Arianto (kanan), korban kebakaran di Kampung Margorukun Surabaya. Foto-foto : Windy Goestiana/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sudah satu malam, Helarius Tengku Arianto menginap di Aula Kampung Ilmu, Jalan Semarang No.55 Surabaya. Helarius merupakan salah satu dari 82 warga Margorukun Surabaya yang mengungsi karena rumahnya ludes dalam musibah kebakaran pada Rabu (10/7).
ADVERTISEMENT
’’Seragam sekolah, buku-buku, ijazah, tas sekolah, semua tidak sempat terbawa,’’ kata Helarius pada Basra, Kamis (11/7). Helarius merupakan siswa kelas 2 SMP Negeri 25 Surabaya.
Saat peristiwa kebakaran terjadi, dia dan ayahnya, Vincentius Tumino Sunarto, sedang tidur di depan televisi. ’’Saya tiba-tiba terbangun karena terasa hawanya kok makin panas. Saya bangun sudah ada api, padahal saya enggak lagi masak apa-apa, juga tidak menyalakan listrik untuk apa-apa, tiba-tiba sudah api,’’ kata Tumino.
Vincentius Tumino Sunarto (kanan) ayah dari Helarius. Mereka mengungsi bersama istri, lima anak, dan 2 cucu di Kampung Ilmu.
Saat itu juga Tumino langsung membangunkan Helarius dan mencoba menggendong nenek Helarius yang berusia 94 tahun. ’’Tapi saya enggak kuat. Saya shock jadi kaki saya langsung lemas. Akhirnya dibantu tetangga buat gendong ibu saya,’’ kata Tumino. Beruntung, seluruh keluarga Tumino selamat.
ADVERTISEMENT
Melihat tidak ada satupun harta benda yang berhasil diselamatkan, Tumino meminta Helarius tetap sekolah. ’’Apapun yang terjadi nak, harus tetap sekolah. Biarpun belum punya, belum punya sepatu, enggak ada buku, harus sekolah,’’ kata Tumino dengan suara bergetar. Mendengar ucapan ayahnya, Helarius pun mengangguk.
Sabrina Reys Laurentia (kanan) yang mengungsi bersama dua adik kembar dan ayah ibunya.
Selain Helarius, juga ada Sabrina Reys Laurentia. Sabrina siswi kelas 6 SD Negeri Bubutan 4 Surabaya. Sabrina ikut mengungsi ke Aula Kampung Ilmu bersama ibu, ayah, dan dua adik kembarnya.
Saat ditemui Basra, Sabrina tampak tegar dan tenang menjaga kedua adiknya sedang tidur. ’'Mamaku yang nangis terus. Aku kasihan lihat mama,’’ kata Sabrina.
Meski belum punya baju seragam baru dan peralatan sekolah, Sabrina tetap mau masuk di hari pertama sekolah pada Senin, (15/7).
ADVERTISEMENT
Sejak Rabu (10/7), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah sempat menengok para pengungsi di Aula Kampung Ilmu. Bantuan yang diserahkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupa obat-obatan, makanan, matras tidur, selimut, dan 1 boks berisi 2 set pakaian dalam untuk pria dan wanita, 1 set celana dan kaos, 1 set kemeja dan celana, baju tidur, handuk, peralatan mandi, dan pembalut untuk wanita.
’’Karena kami semua warga ber-KTP Surabaya, Ibu Risma akan membantu semampunya untuk membangun kembali rumah kami. Kalau dalam satu keluarga ada lebih dari 1 kepala keluarga, salah satu bisa menempati rumah susun (rusun) yang disediakan Pemkot Surabaya,’’ kata Sri Pujiastutik, Ketua RT 02 RW 02 yang rumahnya juga habis dalam kebakaran ini.
ADVERTISEMENT
Musibah kebakaran di Kampung Margorukun Surabaya menyebabkan 21 rumah di RT 02, RT 05, dan RT 09 habis terbakar. Kedua puluh satu rumah tersebut ditinggali 26 kepala keluarga yang terdiri atas 82 orang. Sedangkan untuk warga terdampak di sekitar area kebakaran ada 11 rumah dengan jumlah korban 41 orang. Seluruh korban selamat dalam peristiwa kebakaran tersebut. (Reporter : Windy Goestiana)