Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Duka Mahasiswi Palestina, Rumah Dibom Israel, Hilang Kontak dengan Keluarga
19 November 2023 6:31 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Gempuran Israel di wilayah Gaza, membuat Amina Alzaanin kehilangan kontak dengan keluarganya di Palestina. Gadis yang sedang kuliah di Surabaya ini mengaku sudah lebih dari 15 hari tak bisa berkomunikasi dengan keluarganya.
ADVERTISEMENT
“Belum ada komunikasi, selama 15 hari ini belum ada kabar apa pun. Kalau rumah saya sudah dibom, sudah hancur. Jadi kondisi saat ini merupakan perang yang besar,” ujar Amina, usai menerima beasiswa dari Unair, belum lama ini.
Meski demikian, Amina tetap bertekad menjaga semangat untuk terus melanjutkan studinya. Apalagi Amina merasa terbantu oleh dukungan dan doa yang civitas akademika Unair berikan, terlebih lagi beasiswa yang ia terima.
“Terima kasih banyak karena kita semua di sini mengetahui bagaimana kondisi saat ini di Gaza, kita tidak bisa komunikasi sama keluarga kita. Akan tetapi, Universitas Airlangga membuat kita merasa tidak sendiri di sini dan terus semangat untuk melanjutkan kuliah,” tukas mahasiswi S3 Ilmu Ekonomi Unair ini.
ADVERTISEMENT
Amina merupakan satu dari lima mahasiswa asal Palestina yang mendapatkan beasiswa dari Unair.
Rektor Unair Prof Mohammad Nasih SE MT Ak, menyampaikan rasa duka terhadap peristiwa yang terjadi di Palestina saat ini.
Prof Nasih mengatakan bahwa beberapa mahasiswa Palestina tidak dapat menghubungi sanak saudaranya di sana. Akibatnya, kiriman biaya hidup yang seharusnya mahasiswa terima harus terhenti begitu saja.
“Ada kawan-kawan yang untuk menghubungi keluarganya saja kesulitan bahkan tidak bisa. Apalagi untuk mendapatkan kiriman biaya dan lain-lain. Sehingga, pasti kondisi seperti sekarang akan sangat mengganggu proses belajar mengajar dari kawan-kawan mahasiswa,” ucap Prof Nasih.
Prof Nasih melanjutkan, menganut nilai ‘Morality’, pihaknya terpanggil untuk memberikan kontribusi terbaiknya. Prof Nasih mengatakan bahwa dukungan moral maupun materi akan dapat membantu mahasiswa Palestina untuk melanjutkan studi mereka di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Support dari kita sangat dibutuhkan untuk bisa menyelamatkan, paling tidak studi kawan-kawan mahasiswa yang berasal dari Palestina. Rencananya kita memberikan beasiswa sampai dengan selesainya studi yang bersangkutan,” ujar Prof Nasih.
Terdapat lima mahasiswa Palestina yang mendapatkan beasiswa tersebut. Masing-masing mendapatkan bantuan biaya hidup sebesar 5 juta rupiah serta biaya kuliah sesuai dengan yang berlaku pada program studi masing-masing mahasiswa.