Dukung UMKM, Startup Konekios Hadirkan Aplikasi Pembuat Website Untuk Pemula

Dunia ekonomi kreatif terus tumbuh sehat di Indonesia. Menurut data kominfo sudah 8 juta UMKM yang go digital, dari sekita 64 juta UMKM terdafar. Menurut laporan Econsultancy bersama Magento dan Hootsuite pada bulan Oktober 2019 berjudul “The State of Social Commerce in Southeast Asia”, industri social commerce diproyeksikan akan bertumbuh signifikan.

Asia Tenggara memiliki lebih dari 350 juta pengguna internet dan 90% dari mereka sudah terhubung dengan smartphone, alhasil kesempatan ini begitu menjanjikan untuk digarap. Kue tersebut semakin signifikan pertumbuhannya selama pandemi.

Berangkat dari Masalah

Rasanya hampir semua bisnis membutuhkan profil lengkapnya di dunia digital, dan website adalah satu-satunya jawaban jantung utama dari social media & e-commerce di aktivitas dunia maya. Masalahnya membuat website adalah momok menakutkan bagi awam, selain mahal, proses pembuatannya pun rumit.

Pasalnya website dibutuhkan sebagai tolak ukur kredibilitas seseorang ataupun perusahaan, tanpa website rasanya kurang legit. Dari situlah Konekios menghadirkan aplikasi pembuatan website dengan cepat, murah, keren, dan mudah digunakan serta bisa diakses menggunakan smartphone dengan mengunduh di playstore terlebih dahulu.

Fitur Sederhana Namun Powerfull

Konekios merupakan platform yang mudah digunakan masyarakat awam. Tanpa pengetahuan coding atau programming semua orang bisa membuat website. Di konekios selain mempunyai website, bisa juga mempunyai email premium dengan domain sendiri, jadi bisa lebih bonafit untuk entrepreneur bahkan untuk pribadi.

Walaupun banyak platform serupa bermunculan, Konekiosbtidak gentar dan berfokus menargetkan akuisisi sebanyak 1 juta pelanggan di tahun 2023. Mereka sangat percaya diri karena mereka berhasil menciptakan teknologi CMS (content management system) baru yang ramah bagi kantong pelaku usaha kecil dan bisa diakses menggunakan smartphone. Cukup kurang dari 100 ribu pertahun website canggih bisa dimiliki.

Tanpa Investor

Tanpa investor atau yang biasa disebut bootstraping, Konekios stabil maju kedepan selama 1 tahun kebelakang. Gemadipada (Founder) dan Adi Firman (Co-Founder) tidak ingin terbatasnya modal menjadi alasan, mereka membuktikan dapat membangun startup ini dari 0. Mereka yakin dengan adanya platform Konekios, industri ekonomi kreatif akan maju dan berefek pada berputarnya roda ekonomi kreatif dengan signifikan.

“Sambil berjalan aja, gausah pusing cari duit investor.. yang harus kita lakukan adalah cari cara terbaik bantu masyarakat, dengan tetap bisa bertahan untuk jalani perusahaan. Pada dasarnya kami tetap terima bantuan investor kok, untuk bahan bakar kami memang butuh sokongan besar, tapi kami engga mau terlena dan akhirnya lupa tujuan utama” ujar Gemadipada.

“iya tujuan utama kita ngejar customer bukan ngejar investor” imbuh Firman.

Aman

Di Konekios semua pengguna dapat melakukan transaksi jual beli dengan aman di dalam platform. Karena fitur premium sudah di dukung oleh payment gateway pribadi yang dikelola mandiri orang pemilik web, juga terdapat FDS atau Fraud Detection System di dalamnya.

Founder Konekios, Gemadipada mempunyai target pengembangan fitur yang akan semakin membantu penggunanya.

Nantinya Konekios juga akan turut dibantu oleh influencer mikro dan makro dengan memulai kampanye dukungan pekarya untuk UMKM Indonesia. Dimana influencer Indonesia ataupun luar negeri dapat mempromosikan produk Indonesia dengan memperkenalkan kelintas negara.

“Konekios adalah platform terbaru dari Koneksi.group yang terus berkembang fiturnya, nantinya pekarya dapat menjual berdagang layaknya di dunia nyata, dengan bantuan dunia virtual atau yang dikenal sebagai Metaverse” CEO & Founder Konekios, Gemadipada.

Tentang Konekios

Konekios.com adalah platform web builder, no code system. Yang membantu semua orang yang ingin membuat website hanya dalam waktu kurang dari 2 menit. Konekios hadir dari PT. Ruang Lintas Koneksi di bawah naungan Koneksi.group yang telah membuat berbagai platform startup sejak 2019.