Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Eksplor Alas Purwo, Tim ITS Temukan Spesies Langka Ini
7 Januari 2024 8:47 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) yang berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur, terkenal dengan pohon-pohon besarnya yang memberikan kesan mistis. Namun, di balik kesan mistis tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menemukan potensi biologi unik yang memancarkan daya tarik dari hutan tertua di Pulau Jawa ini.
ADVERTISEMENT
Petualangan 20 anggota tim KKN di Hutan Alas Purwo dibagi dalam dua rangkaian kegiatan utama, yaitu pengamatan pohon di wilayah hutan Alas Purwo serta observasi dan saran pengembangan bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masyarakat sekitar.
“Sebelumnya, tim KKN juga telah memperoleh surat izin untuk memasuki kawasan TNAP,” ungkap Pembimbing Tim KKN, Iska Desmawati SSi MSi, dalam keterangannya seperti dikutip Basra, Minggu (7/1).
Ia menyampaikan, kegiatan dilakukan dengan observasi tumbuhan di dua wilayah TNAP. Ada pun wilayah tersebut yaitu Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah 1 Tegaldlimo serta SPTN Wilayah 2 Jatipapak. Dua wilayah ini memiliki populasi tumbuhan yang berbeda.
“Di Tegaldlimo didominasi pohon-pohon besar, sementara kawasan Jatipapak lebih didominasi oleh tumbuhan mangrove,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Di balik tegaknya pohon-pohon Alas Purwo ditemukan adanya manifestasi atau perwujudan serangga dan jamur yang menggerogoti pohon-pohon di SPTN Tegaldlimo. Ia berujar, tumbuhan yang terkena manifestasi serangga dan jamur ini tetap dikatakan sehat.
“Manifestasi ini dapat memberi peluang tumbuhan menjadi kurang sehat jika tidak ada penanganan lanjutan,” terang Dosen Departemen Biologi ini.
Serupa dengan di wilayah SPTN Tegaldlimo, di SPTN Wilayah 2 Jatipapak juga ditemukan manifestasi jamur kecil yang menyelimuti pohon mangrove. Sampai saat ini pihak TNAP masih melakukan pembersihan dan pencegahan secara rutin.
“Tim KKN ITS juga merencanakan monitoring kesehatan tumbuhan sekitar setiap tiga bulan sekali,” ungkap dosen yang juga ahli ekologi ini.
Iska menyampaikan bahwa terlepas dari berbagai manifestasi yang ada, tim ini juga menemukan spesies langka berupa anggrek tanah. Sebelumnya, anggrek tanah sendiri belum terdaftar sebagai salah salah satu spesies di TNAP. Selain anggrek tanah, banyak juga ditemukan tumbuhan hoya yang bermekaran dan memberikan aroma harum di hutan tersebut.
ADVERTISEMENT