Entrepreneur Cilik Jajakan Produk Olahan Buah Jadi Es, Cokelat, Yoghurt
ADVERTISEMENT
Menanamkan jiwa entrepreneur perlu dilakukan sejak dini di sekolah. Hal ini karena pelajar dapat menciptakan berbagai ide kreatif dan inovatif, serta kritis dalam melihat sebuah peluang untuk memulai wirausaha yang tentunya berlandaskan kejujuran dan tanggung jawab.
ADVERTISEMENT
SMP Islam Al Azhar 54 menanamkan jiwa entrepreneur sejak dini pada siswa siswinya melalui assesmen sumatif tengah semester (ASTS) berbasis proyek. Salah satu proyek yang sedang digarap adalah menghasilkan produk siap makan dengan bahan dasar buah.
"Dalam produk olahan buah ini, kami membagi siswa menjadi 6 kelompok sehingga ada 6 produk yang dipasarkan oleh anak-anak. Yakni, Duren Pakde di mana anak-anak membuat jus dari buah durian. Kemudian ada es kul-kul yaitu es dari buah beki yang dilapisi coklat, ada juga yang menjula pisang coklat dengan berbagai topping, ada pula Yoghurt blizz, fruit jelly, dan produk yang terakhir ada chocota yang terbuat dari buah strawberry," jelas Ketua Panitia PTS project semester Gasal Ferina Widya Wiyanti, kepada Basra, Rabu (19/9).
ADVERTISEMENT
Ferina melanjutkan, untuk proses pembuatan produk tersebut dilakukan siswa di hari Senin kemarin di sekolah.
"Jadi hari Senin kemarin anak-anak membuat satu sampel produk di sekolah. Sehingga guru bisa mengetahui cara membuat dari masing-masing kelompok, memastikan bahwa anak-anak mengetahui betul cara membuat produk yang sudah dipilih sendiri," paparnya.
Selain membuat sampel produk di sekolah, para siswa juga membawa produk yang sama yang telah dibuat di rumah sehari sebelumnya. Sehingga penjualan produk dilakukan di sekolah.
"Misalnya produk Pakde Duren itu, mereka bawa 20 botol dan bikin satu sampel di sekolah. Pas dijual di sekolah, produk mereka laris," tutur Ferina.
Ferina mengatakan, untuk produk yang masih tersisa atau tidak terjual habis di sekolah maka dibawa pulang lagi dan siswa diminta menawarkannya ke para tetangga di rumah.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah produk terjual habis," imbuhnya.
Untuk penjualan di sekolah dilakukan saat jam istirahat. SMP Islam Al Azhar 54 memiliki jam istirahat dua kali, di jam istirahat inilah anak-anak tersebut menjual produk-produknya.
"Setiap kelompok mempunyai strategi berjualan masing-masing. Selama 3 hari ini mereka berjualan, baik di sekolah maupun di rumah. Dan anak-anak kami pastikan paham akan modal yang dipakai untuk berjualan dan berapa keuntungan atau kerugian yang didapat," ujarnya.
Menurut Ferina, laporan keuntungan dan kerugian tersebut menjadi bagian penilaian dari mata pelajaran matematika. Kemudian untuk penentuan pangsa pasar dan lokasi berjualan menjadi penentuan penilaian dari mata pelajaran IPS.
"Setiap anak dari masing-masing kelompok wajib presentasi atau berbicara dalam bahasa Inggris. Presentasi tentang produk mereka dalam bahasa Inggris," tandasnya.
ADVERTISEMENT