Fakta di Balik Minuman Boba, Semakin Kenyal Semakin Sulit Dicerna Usus

Konten Media Partner
6 Oktober 2020 14:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Pixabay.
ADVERTISEMENT
Tren minuman kekinian seperti bubble tea (boba), kopi susu, hingga minuman kemasan saset kini semakin banyak digemari masyarakat, khususnya generasi milenial.
ADVERTISEMENT
Namun dibalik keunikan rasanya, minuman kekinian tersebut tak lepas dari pemanis buatan dan bahan pengawet yang bisa membahayakan tubuh kita.
Bahkan, baru-baru ini seorang pengguna media sosial membagikan kisahnya lantaran mengalami kelumpuhan sementara akibat sering mengonsumsi minuman boba.
Lantas bagaimana dampak yang ditimbulkan jika anak sering mengonsumsi minuman boba atau minuman kemasan yang mengandung gula tinggi?
Dr Ir Annis Catur Adi.M.Si., Ketua Departemen Gizi FKM Unair mengatakan konsumsi boba atau minuman kemasan secara berlebih dapat memiliki dampak yang kurang baik untuk tubuh anak.
Seperti anak mengalami gangguan pencernaan, obesitas, hingga gangguan saluran pernapasan.
"Minuman boba itu kan dibuat dari tepung tapioka. Ada tingkat kekenyalannya, kalau semakin soft itu lebih mudah ditelan dan dicerna. Kalau semakin kenyal maka akan semakin sulit untuk dicerna. Sehingga dapat menyebabkan gangguan pencernaan," kata Dr Annis ketika dihubungi Basra, Selasa (6/10).
ADVERTISEMENT
Terkait obesitas yang akan terjadi, Dr Annis menuturkan dalam satu gelam minuman boba mengandung banyak karbohidrat sehingga menyebabkan kadar gula tinggi.
"Dalam satu gelas minumam boba itu semua isinya karbohidrat sehingga kandungan gula semakin tinggi. Dan dapat menyebabkan anak mengalami obesitas hingga diabetes. Terus kalau anak minumanya sambil bercanda juga bisa menyebabkan anak tersedak dan sangat memungkin cairan yang diminum masuk ke dalam saluran napas," tutur Dr Annis.
Selain dampak tersebut, Dr Annis menjelaskan mengkonsumsi minuman kekinian secara berlebih juga dapat mengakibatkan gagal ginjal hingga gagal jantung.
Hal ini dikarenakan kandungan zat yang ada di dalam minuman kemasan seperti gula atau pemanis, kafein, L-carnitine tidak dapat diserap oleh ginjal sehingga menyebabkan gagal ginjal.
ADVERTISEMENT
"Kafein untuk anak-anak kan juga tidak baik, karena nanti bisa iritasi lambungnya, bisa menganggu pola tidur, dan konsentrasi pada anak. Lalu minuman energi atau mengandung soda itu juga tidak baik. Karena kandungan dalam minuman tersebut dapat meningkatkan risiko stroke hingga serangan jantung," jelas DPD Pergizi Pangan Jawa Timur ini.
Dr Annis mengungkapkan, efek tersebut dapat dirasakan dengan rentan waktu 3-5 tahun. "Tergantung dari intensitasnya, kalau minuman itu dikonsumsi setiap hari maka risikonya akan lebih cepat," ungkapnya.
Guna mencegah hal itu, Dr Annis mengimbau kepada para orang tua untuk memperhatikan konsumsi gula anak. Dimana dalam sehari batas pemberian gula pada anak yakni 5 gram atau sekitar 4 sendok makan.
Batasan tersebut termasuk dalam gula yang ada baik di makanan maupun minuman. Seperti gula dari nasi atau roti.
ADVERTISEMENT
"Orang tua juga harus membiasakan anak untuk rutin minum air putih setiap hari sekitar 5-6 gelas, atau membuatkan jus sendiri. Intinya membiasakan minum tidak harus menunggu haus. Lalu kalau ingin minum boba atau kemasan ya jangan setiap hari," pungkasnya.