Konten Media Partner

Faktor Penyebab Kelelahan yang Berujung pada Kematian Mendadak

20 Februari 2024 7:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu TPS di Surabaya. KPU mencatat puluhan petugas KPPS meninggal dunia dan ribuan lainnya jatuh sakit saat bertugas, diduga karena kelelahan. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu TPS di Surabaya. KPU mencatat puluhan petugas KPPS meninggal dunia dan ribuan lainnya jatuh sakit saat bertugas, diduga karena kelelahan. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hingga Senin 19 Februari sudah 71 Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Pemilu 2024 yang meninggal dunia. Kelelahan karena beban kerja yang berat diduga sebagai pemicu banyaknya petugas KPPS yang meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Dr. dr. Meity Ardiana, Sp.JP (K), FIHA, FAsCC, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di Surabaya mengungkapkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kelelahan yang berujung pada kematian mendadak.
"Faktor-faktor penyebab kelelahan yang berujung pada kematian mendadak dapat meliputi kurang tidur, tekanan kerja yang tinggi, stres kronis, gangguan tidur seperti sleep apnea, kondisi kesehatan yang mendasari seperti penyakit jantung atau diabetes, serta penggunaan obat-obatan atau alkohol," ujarnya kepada Basra, Senin (19/2) malam
Meity melanjutkan, dampak kurang tidur dan kelelahan berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, depresi, kecelakaan, serta meningkatkan risiko kematian mendadak akibat aritmia atau serangan jantung.
Ada pun tanda-tanda klinis yang dapat menandakan seseorang berisiko mengalami kematian mendadak akibat kelelahan meliputi kelelahan yang berlebihan, kesulitan berkonsentrasi, gangguan tidur, peningkatan iritabilitas, penurunan kinerja fisik dan mental, serta nyeri dada atau sesak napas.
Dr. dr. Meity Ardiana, Sp.JP (K), FIHA, FAsCC, dokter spesialis jantung dan pembulun darahdarah
"Pola tidur yang tidak teratur dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh dan mengakibatkan kelelahan kronis. Kurangnya waktu istirahat yang berkualitas dapat menyebabkan kelelahan berlebihan dan meningkatkan risiko kematian mendadak," tukasnya.
ADVERTISEMENT
Meity lantas menuturkan, kelelahan kronis dan penyakit jantung dapat terjadi karena kelelahan yang kronis meningkatkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan inflamasi dalam tubuh, yang dapat mengakibatkan aterosklerosis dan aritmia yang berpotensi memicu kematian mendadak.
"Cara mencegah kelelahan berlebihan meliputi menjaga pola tidur yang teratur dan berkualitas, mengelola stres dengan baik, melakukan olahraga secara teratur, menghindari konsumsi alkohol dan obat-obatan yang dapat mengganggu tidur, serta mengambil istirahat yang cukup antara aktivitas," paparnya.
"Pekerjaan shift malam juga dapat meningkatkan risiko kelelahan dan mengganggu ritme sirkadian tubuh. Pengelolaan yang tepat termasuk mempertimbangkan rotasi shift yang lebih lambat, mengoptimalkan pencahayaan di tempat kerja, dan memberikan dukungan kesehatan mental kepada pekerja, menjadi solusi yang baik," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Ada pun perbedaan antara kelelahan fisik dan kelelahan mental dalam konteks risiko kematian mendadak, yakni
kelelahan fisik terjadi ketika tubuh merasa lelah dan kurang energi untuk bergerak atau melakukan aktivitas fisik. Sedangkan kelelahan mental terjadi ketika otak merasa lelah dan sulit berkonsentrasi atau berpikir dengan jernih.
Pendekatan medis dan non-medis untuk mengelola kelelahan meliputi penanganan kondisi medis yang mendasari seperti sleep apnea atau gangguan tidur lainnya, serta mengadopsi gaya hidup sehat yang mencakup tidur yang cukup, diet seimbang, olahraga teratur, dan manajemen stres yang efektif. Terapi psikologis juga dapat membantu dalam mengelola kelelahan mental.
Bila keluarga Anda atau Anda sendiri mempunyai keluhan berkaitan dengan kelelahan fisik dan atau psikis, Anda dapat berdiskusi dengan dokter untuk pemeriksaan dan screening kesehatan serta risiko yang mungkin terjadi.
ADVERTISEMENT
Dokter dapat merencanakan pemeriksaan darah, pemeriksaan jantung atau radiologi untuk mengetahui ada tidaknya risiko penyakit yang terjadi.
"Ada baiknya mengusahakan keseimbangan antara bekerja, beraktivitas dan beristirahat. Selain itu mengidealkan berat badan akan mencegah risiko penyakit kronis yang mungkin muncul. Lakukan olah raga rutin dan hindari tidur larut malam," tandasnya.