Konten Media Partner

Film 'Laut Tengah' Ajak Anak Muda Belajar Sejarah Peradaban Islam

5 Oktober 2024 15:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penulis novel Berliana Kimberly (berhijab). Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Penulis novel Berliana Kimberly (berhijab). Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Starvision mempersembahkan film religi terbaru 'Laut Tengah' yang diadaptasi dari novel best seller berjudul sama karya Berliana Kimberly. Film 'Laut Tengah' mengisahkan cinta antara Haia, Bhumi dan Aisa, yang menghadapi situasi sulit.
ADVERTISEMENT
Semua tokoh dalam kisah ini memiliki nama yang tanpa sengaja saling terhubung sebagaimana negara-negara yang dilewati oleh Mediterranean Sea/Laut Tengah, yaitu perairan yang menghubungkan tempat-tempat bersejarah dalam peradaban Islam. Ada Turki dengan Masjid Hagia Sophianya, Mesir dengan kota cantik bernama Alexandria, Bumi Syam yang memiliki Suriah dan Palestina dengan Masjidil Aqsha di dalamnya, juga Selat Gibraltar menjadi pintu masuk ke perairan Laut Tengah.
Penulis novel 'Laut Tengah', Berliana Kimberly mengatakan, awalnya ia ingin memindahkan artikel ilmiah yang ditulisnya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat untuk masyarakat. Akhirnya, data artikel ilmiahnya dipindahkan menjadi sebuah cerita fiksi dan terbitlah 'Laut Tengah'.
“Aku ingin novel itu menjadi jembatan anak-anak muda supaya lebih tahu tentang sejarah peradaban Islam dan menjadi pintu agar generasi muda lebih tahu tentang leluhurnya terutama tentang peradaban Islam,” ujar Kimberly saat ditemui Basra, usai press screening film 'Laut Tengah' di Surabaya, Jumat (4/10) malam.
ADVERTISEMENT
Film ini juga mengisahkan tentang pentingnya mengejar mimpi, meskipun berbagai halangan kian mengadang.
"Kisah ini juga berdasarkan pengalamanku yang gagal mendapat beasiswa S2 di Korea, isu tentang perempuan, dan perjalananku selama S1 di Korea," tandas perempuan berhijab ini.
Film Laut Tengah mengangkat kisah seorang Muslimah bernama Haia yang memiliki cita-cita untuk kuliah S2 di Korea Selatan. Sempat mengajukan beasiswa namun gagal.
Jalan Haia untuk mewujudkan mimpinya cukup terjal. Haia banyak mengalami kehilangan dan kegetiran dalam hidup. Di tengah kepahitan itu, ada tawaran untuk memberangkatkannya S2 ke Negeri Ginseng. Namun syaratnya, Haia harus bersedia menjadi istri kedua.