Konten Media Partner

FK Ubaya Lakukan Proses Belajar Hybrid di Masa Pandemi

2 Februari 2021 12:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokter muda Fakultas Kedokteran Ubaya berfoto bersama dr. Tri Rachmadijanto, Sp.A selaku dosen pembimbing klinik dari RSUD Ibnu Sina, Gresik setelah diskusi kasus.
zoom-in-whitePerbesar
Dokter muda Fakultas Kedokteran Ubaya berfoto bersama dr. Tri Rachmadijanto, Sp.A selaku dosen pembimbing klinik dari RSUD Ibnu Sina, Gresik setelah diskusi kasus.
ADVERTISEMENT
Di masa pandemi ini, Pendidikan tahap profesi Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) menerapkan metode hybrid learning dalam proses perkuliahan.
ADVERTISEMENT
Hybrid learning merupakan metode pembelajaran gabungan antara kegiatan belajar mengajar mahasiswa serta dosen secara luring dan daring.
Dekan Fakultas Kedokteran Ubaya, dr. Irwin, M.Epid., M.Med.Ed. mengatakan metode hybrid learning diterapkan guna mengoptimalkan pembelajaran dokter muda dalam kegiatan pelayanan kesehatan dan aktivitas pelayanan klinis di rumah sakit maupun masyarakat di masa pandemi.
Dekan sekaligus Ketua Laboratorium Pendidikan Kedokteran dan Bioetika Ubaya ini menuturkan, seseorang wajib menjalani tahap pendidikan kedokteran jika ingin berprofesi sebagai dokter dan memiliki izin praktik. Pendidikan kedokteran ini adalah gabungan dari pendidikan tahap akademik dan tahap profesi.
Ia pun memberi contoh seperti halnya mahasiswa Fakultas Kedokteran Ubaya yang harus menempuh pendidikan tahap akademik selama 8 semester atau 4 tahun. Kemudian dilanjutkan masuk ke tahap berikutnya yaitu pendidikan tahap profesi selama 4 semester atau 2 tahun.
ADVERTISEMENT
“Tahap pertama yaitu pendidikan tahap akademik, disini mahasiswa diberi bekal berupa wawasan atau pengetahuan terkait dunia medis. Setelah lulus dari tahap ini, mahasiswa akan memperoleh gelar sebagai Sarjana Kedokteran (S.Ked.). Selanjutnya masuk ke tahap kedua yaitu pendidikan tahap profesi yang kental dengan aktivitas-aktivitas di rumah sakit dan masyarakat dalam bentuk belajar sambil bekerja. Biasanya kita menyebut mereka dokter muda. Selanjutnya, tahap profesi akan diakhiri dengan memperoleh gelar dokter (dr).,” jelas dr. Irwin, Selasa (2/1).
Selain itu, dokter muda juga harus terlibat langsung dalam kegiatan pelayanan kesehatan dan aktivitas pelayanan klinis di rumah sakit maupun komunitas. Hal ini bertujuan agar dokter muda lebih memahami terkait SOP (Standard Operating Procedure) dan kegiatan yang lazim dilakukan di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, merebaknya COVID-19 membuat aktivitas pendidikan tahap profesi perlu dilakukan penyesuaian agar kompetensi kurikulum pendidikan kedokteran tetap bisa diperoleh mahasiswa.
Untuk itu, Fakultas Kedokteran Ubaya telah menerapkan beberapa hal sebelum mahasiswa masuk pada pendidikan tahap profesi.
Langkah pertama, Fakultas Kedokteran Ubaya memberikan alat pelindung diri (APD) sekaligus wawasan kepada mahasiswa mengenai alat atau benda yang termasuk dalam personal needs atau kebutuhan masing-masing individu sebagai dokter.
“Fakultas Kedokteran Ubaya punya tanggung jawab moril yang besar karena orang tua telah mempercayai dan menitipkan kepada kami untuk mendidik anak mereka (mahasiswa) menjadi seorang dokter yang berkualitas. Kita tahu pendidikan kedokteran pada tahap profesi harus membawa mahasiswa ke lingkungan pelayanan kesehatan rumah sakit atau puskesmas. Tapi saat ini kondisinya berbeda. Oleh karena itu, kami telah mendesain sedemikian rupa agar kompetensi kurikulum tetap diperoleh,” tutur dr. Irwin.
ADVERTISEMENT
Selain itu pihaknya juga memperhatikan kondisi keselamatan dan keamanan mahasiswa. Fakultas Kedokteran Ubaya mewajibkan mahasiswa mengikuti tes PCR (Polymerase Chain Reaction) terlebih dahulu.
Biaya tes PCR maupun tempat karantina juga telah disediakan serta ditanggung oleh kampus dan RSUD Ibnu Sina, Gresik sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama.
Sementara terkait waktu pembelajaran juga disesuaikan dan dibatasi. “Pembelajaran luring dilakukan di rumah sakit. Setelah mereka menyelesaikan tugasnya bertemu dengan pasien (bukan pasien COVID-19), mereka akan menemui dosen pembimbing yang bertugas sebagai dokter di rumah sakit tersebut untuk melakukan bimbingan atau laporan. Kegiatan ini dilakukan setiap hari Senin sampai Kamis. Sedangkan pembelajaran secara daring atau online dapat dilakukan dari rumah masing-masing setiap Jumat dan Sabtu,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, dokter muda bisa melihat pandemi COVID-19 sebagai kesempatan emas untuk belajar banyak hal mengenai pentingnya penanganan suatu masalah kesehatan yang dapat berimbas ke berbagai sektor bidang.
Untuk itu, ia berpesan kepada mahasiswa yang kini sedang menjalani pendidikan kedokteran tahap profesi di Ubaya maupun tempat lain agar selalu semangat dan memperbanyak pengalaman belajar di masa sekarang.
Karena saat ini adalah kesempatan yang baik untuk melakukan kolaborasi, inovasi, dan tentu harus kreatif sehingga kebutuhan pembelajaran bisa terpenuhi.
“Betul jika saat ini kita punya banyak keterbatasan. Tetapi keterbatasan itu bukan menjadi alasan untuk tidak melakukan apa-apa. Meskipun dididik di masa COVID-19, tentu tidak akan kalah dengan dokter yang dihasilkan diluar masa pandemi,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT