Konten Media Partner

FORE, Aplikasi Pengolah Sampah Rumah Tangga Berkonsep Ekonomi Sirkular

6 Desember 2022 11:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Pholeos ITS ketika mempresentasikan FORE (Foodwaste Recycle) secara virtual pada babak final Gemastik XV.
zoom-in-whitePerbesar
Tim Pholeos ITS ketika mempresentasikan FORE (Foodwaste Recycle) secara virtual pada babak final Gemastik XV.
ADVERTISEMENT
Tiga mahasiswa ITS yang tergabung dalam tim Pholeos baru saja membuat aplikasi bernama FORE: Foodwaste Recycle.
ADVERTISEMENT
Aplikasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan pengolahan sampah rumah tangga di Indonesia ini merupakan karya Fathan Dikha Muttaqin dan Nailah Fiorenza Fitriyah dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), serta Mochammad Zharif Asyam dari Departemen Teknik Informatika.
Salah satu anggota tim, Nailah Fiorenza menjelaskan, aplikasi FORE dibuat karena masih banyak sampah rumah tangga yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Selain itu, saat ini pengolahan sampah hanya terbatas sampai tahap reduce dan reuse. Padahal tahap recycle juga sama pentingnya.
"Penumpukan ini pasti akan banyak mengakibatkan dampak negatif bagi lingkungan, sehingga diperlukan tindak lanjut untuk dapat mengurangi dampak negatif tersebut. Jadi kami mencoba menginovasikan sebuah sistem agar lebih efektif dan efisien," kata mahasiswi yang akrab disapa Fio ini, Selasa (6/12).
ADVERTISEMENT
Terkait prinsip kerja dari aplikasi ini, Fio menuturkan, pertama sampah rumah tangga pengguna akan diangkut oleh kurir.
Selanjutnya, sampah rumah tangga tersebut akan dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) terdekat, kemudian akan diangkut lagi menuju ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Tim Pholeos ITS saat mengikuti kompetisi nasional Gemastik XV di Universitas Brawijaya, Malang.
Pada sistem yang telah ada, sampah hanya akan dibiarkan di TPA. Namun, pada inovasi yang dibuat tim mahasiswa ITS ini, sampah yang ada di TPA akan diolah lagi oleh pemerintah atau pihak swasta.
"Dari pengolahan tersebut akan diperoleh produk berupa pupuk kompos dan pakan ternak," ungkapnya.
Berkonsep ekonomi sirkular, produk yang telah dihasilkan tersebut akan dijual di e-commerce atau disalurkan ke industri yang terkait.
Menurut Badan Standardisasi Nasional, ekonomi melingkar adalah cara memaksimalkan kegunaan dan nilai tambah dari suatu bahan mentah, komponen, dan produk sehingga mampu mereduksi jumlah bahan sisa yang tidak digunakan dan dibuang ke tempat pembuangan akhir.
ADVERTISEMENT
Keuntungan yang dihasilkan oleh penjualan tersebut akan dikembalikan ke penggunanya. “Pengguna akan mendapat timbal balik berupa poin yang dapat ditukarkan menjadi uang,” tambahnya.
Berkat inovasi berjudul Sistem Manajemen Limbah Sisa Makanan Rumah Tangga Kota Cerdas, tim bimbingan Putu Gede Ariastita ST MT ini berhasil menyabet medali perunggu pada gelaran Gemastik XV di Universitas Brawijaya, Malang.
“Kami berharap sistem ini tidak hanya menjadi inovasi, namun juga memberikan manfaat bagi masyarakat, serta dapat meningkatkan kolaborasi antara pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat," pungkasnya.