Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Foto: Gedung Hoofdbestuur di Surabaya, Saksi Pertempuran Dahsyat 10 November 45
10 November 2021 13:06 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Surabaya sebagai Kota Pahlawan masih menyimpan bangunan bersejarah sebagai saksi pertempuran dahsyat 10 November 1945. Salah satunya adalah Kantor PCNU Surabaya. Dulu gedung yang berlokasi di Jalan Bubutan VI No.2 ini dikenal dengan nama Hoofdbestuur Nahdatoel Oelama (HBNO). Bahkan nama Hoofdbestuur masih ada hingga kini pada bangunan tersebut.
ADVERTISEMENT
Layaknya bangunan kuno di Surabaya, gedung Hoofdbestuur ini dibangun dengan gaya arsitektur Eropa. Di beberapa sisi bangunan dipadu dengan ornamen khas Nusantara, seperti yang terlihat pada kusen dan pintunya yang masih asli hingga kini.
Gedung yang dibangun tahun 1909 ini memiliki nilai sejarah yang penting. Ini bisa dilihat dari plakat yang terdapat di ruang tamu dari bangunan tersebut.
"Sejak Nahdatul Ulama berdiri gedung ini telah dijadikan sebagai Kantor Pengurus Besar (Hoi Bestuur) NU pada tahun 1935. Gedung ini juga tempat diselenggarakan Konferensi Anshor NU (Pemuda Anshor NU). Pada masa revolusi gedung ini sebagai tempat dicetuskannya Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU) pada tanggal 27 Oktober 1945 yang mewajibkan setiap Muslim, terutama laki-laki untuk bertempur mempertahankan dan menegakkan NKRI dari penjajah Belanda," bunyi tulisan pada plakat tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam plakat tersebut juga disebutkan bahwa bangunan itu telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Pemkot Surabaya pada tahun 2015.
Di ruang tamu juga ada pigura besar bergambar lambang Nahdlatul Ulama (NU), hingga plakat peresmian gedung ini sebagai Kantor NU Cabang Kotamadya Surabaya, tertanggal 3 Safar 1401 atau 11 H Desember 1980 H.
Saat Basra menyusuri gedung tersebut lebih dalam pada Rabu (10/11), terlihat ruangan yang sangat luas usai ruang tamu. Terdapat deretan foto bersejarah, di antaranya yang terkait dengan pertempuran 10 November, dan juga foto naskah asli Resolusi Jihad.
Di ruangan yang menyerupai aula itu juga terlihat gambar Hadratus Syaikh KH. Hasyim Ashari, KH A Wahab Hasbullah, KH Hasyim Muzadi, dan masih banyak lagi. Nampak pula keterangan tahun pelaksanaan Muktamar pertama hingga pelaksanaan selanjutnya.
ADVERTISEMENT
"Setelah dicetuskan Resolusi Jihad, terjadi peperangan dahsyat pada tanggal 26-29 Oktober yang mengakibatkan Brigadir Jenderal Mallaby tewas pada tanggal 30 Oktober 1945 dan dilanjutkan dengan pertempuran 10 November 1945 dimana Kota Surabaya kala itu dibombardir dari darat, laut, dan udara," jelas pria muda yang merupakan salah satu penjaga gedung tersebut.
Sedangkan di bagian depan, tepatnya sisi sebelah kanan bangunan yang hingga kini masih terawat dengan baik itu terdapat Monumen Resolusi Jihad.