Konten Media Partner

Gandeng Kampus di Surabaya, Perkebunan Ini Kembangkan Kompos Cacing

4 Agustus 2024 8:14 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penebaran benih cacing tanah untuk kompos cacing. Foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Penebaran benih cacing tanah untuk kompos cacing. Foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selama ini masyarakat lazim mengetahui pupuk kompos yang diolah dari kotoran hewan ternak atau tanaman. Padahal ada metode pembuatan pupuk kompos yang lebih cepat menghasilkan dan memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi, yakni komposting cacing. Komposting cacing merupakan teknik memanfaatkan cacing tanah untuk menghasilkan pupuk kompos berkualitas.
ADVERTISEMENT
Komposting cacing atau kompos cacing saat ini tengah dikembangkan perkebunan milik Koperasi Syariah Sabiilus Salam Sejahtera, di kawasan Wonosalam, Jombang. Pengembangan budidaya cacing tanah untuk pupuk kompos ini dilakukan dengan menggandeng UPN (Universitas Pembangunan Nasional) Veteran Jatim.
"Budidaya cacing tanah ini dikembangkan guna mendukung pertanian yang berkelanjutan. Termasuk di dalamnya vermicompos dan vermiwash. Kehadiran UPN akan sangat membantu kami lebih optimal dalam mengembangkan budidaya tersebut," ujar Ketua Umum Yayasan Sabiilus Salam Ir H Bambang Tjahyono, disela penandatanganan nota persetujuan (MoA) kerja sama Koperasi Syariah Sabiilus Salam Sejahtera dengan UPN Veteran Jatim, (2/8).
“Ibaratnya kami itu punya karep (keinginan) dan lahan. UPN punya fasilitas laboratorium, jajaran akademisi yang banyak membantu dalam penelitian dan aplikasinya di lapangan, dua potensi ini saling bersinergi, bekerja sama,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Bambang menuturkan, kawasan Wonosalam memiliki potensi tinggi sebagai tempat budidaya cacing tanah. Yakni, dengan adanya lahan peternakan dengan populasi sapi perah dan potong yang saat ini diperkirakan mencapai 11.196 ekor, kambing dan domba ada sekitar 39.899 ekor, ayam buras, pedaging, petelur sebanyak 222.661 ekor.
"Nah kotoran-kotoran hewan (kohe) dari peternakan ini bisa menjadi makanan utama cacing tanah yang dibudidayakan untuk pupuk kompos," tukasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian UPN Dr Ir Wanti Mindari MP mengungkapkan sebagai implementasi dari kerja sama tersebut pihaknya akan melakukan tri dharma perguruan tinggi dengan menerjunkan dosen dan mahasiswa untuk melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat di Dusun Tukum, Desa Wonosalam, Jombang, yang menjadi lahan perkebunan milik Koperasi Syariah Sabiiilus Salam Sejahtera.
ADVERTISEMENT
“Mahasiswa akan dikerahkan untuk melakukan bina desa, KKN, penelitian dan pengabdian bersama dosen,” tuturnya.
Wanti mengatakan, civitas akademika akan dilibatkan melakukan penelitian mulai sebelum tanam, saat proses tanam hingga pasca tanam di perkebunan tersebut. Mereka juga akan meneliti jenis tanah, dan tanaman yang cocok dikembangkan di perkebunan ini.
“Misalnya kalau tanahnya terlalu masam perlu ada tindakan pengapuran. Berapa jumlah kapur yang dimasukkan, tergantung PH ideal yang dibutuhkan. Intinya kebutuhan kapur sesuai dengan kondisi lahan,” katanya memberi contoh hal teknis yang akan segera dilakukan.
UPN, kata Wanti, juga akan membantu pembuatan aplikasi pupuk, salah satunya kompos cacing ini. Kerja sama tersebut terbuka tidak hanya untuk budidaya cacing dan tanaman vanili, tetapi juga ke berbagai tanaman yang cocok dikembangkan di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kami berharap melalui kerja sama ini, kami bisa ikut berkontribusi menambah wawasan penduduk setempat, membantu koperasi mengoptimalkan lahan yang ada, memacu produktivitas pertanian sehingga bisa memberikan manfaat bagi lingkungan dan penduduk sekitar,” tandasnya.