Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Gandeng Unicef, Unusa Kampanye Bahaya Obesitas pada Anak dan Remaja
1 Mei 2025 9:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Jumlah kasus obesitas di Indonesia menunjukkan peningkatan mengkhawatirkan, dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena ini bahkan telah menjadi salah satu faktor risiko utama penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
Berfokus pada hal tersebut, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dan United Nations International Childrens Emergency Fund (UNICEF) berkolaborasi menggelar kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran tentang obesitas anak dan remaja di Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung di halaman Unusa Tower Kampus B, Surabaya, ini merupakan bagian dari strategi menuju Generasi Emas 2045 yang sehat dan produktif. Kampanye bertajuk Be Healthy, Be Happy Lets Help Everyone Stay That Way itu dihadiri ratusan pelajar SMA/sederajat dari Surabaya dan Sidoarjo.
Nutrition Officer Unicef, dr. Karina Widowati, dalam paparannya menjelaskan bahwa data terkini menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan. Ia merujuk pada temuan prevalensi kegemukan pada balita mengalami pembalikan sejak tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Riset menunjukkan obesitas pada anak usia 5-12 tahun meningkat dari 11% (2013) menjadi 12% (2023). Peningkatan lebih signifikan terjadi pada kelompok usia 13-15 tahun dan 16-18 tahun.
"Ini memang perjalanan yang tidak mudah. Meski prevalensi stunting berhasil diturunkan dari 28% (2019) menjadi 21% (2023), masalah obesitas justru meningkat, Situasi ini mencerminkan kompleksitas tantangan gizi yang dihadapi negara ini, di mana kekurangan dan kelebihan gizi hadir bersamaan," terangnya.
Karina juga menyerukan keterlibatan orang tua dalam mendidik anak soal gizi dan pola makan sehat. Salah satu rekomendasinya adalah konsumsi minimal lima porsi buah dan sayur per hari serta membiasakan membaca label gizi pada makanan kemasan. Harus ada kebiasaan makan di rumah, butuh juga dukungan dari orang tua untuk memasak dan memastikan anaknya memperoleh makanan yang sehat, katanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, butuh kebiasaan untuk olahraga bagi anak-anak. Bahkan saat berada di dalam kelas pun bisa dilakukan. Jadi olahraga bisa dilakukan di mana saja, termasuk di dalam ruangan.
"Aktivitas itu bisa menjadi pengimbang asupan gizi yang baik dengan kebiasaan rutin olahraga," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Analis Kesehatan Seksi Kesehatan Gizi Masyarakat (KGM) di Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Budi Indrawati, S.KM., M.M., mengungkapkan bahwa salah satu hambatan utama dalam upaya pencegahan dan pengendalian obesitas adalah rendahnya pemahaman masyarakat bahwa obesitas termasuk dalam kategori penyakit.
"Masih banyak yang menganggap obesitas hanya masalah penampilan, padahal ini adalah kondisi medis yang bisa memicu berbagai penyakit kronis," ujarnya.
Ditambahkannya, peningkatan edukasi, kesadaran, dan kepedulian masyarakat sangat penting, terutama melalui deteksi dini.
ADVERTISEMENT
"Deteksi sedini mungkin sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyakit tidak menular seperti diabetes dan tekanan darah tinggi," jelasnya.
Ketua LPPM Unusa, Achmad Syafiuddin, S.Si., M.Phil., Ph.D., menyampaikan bahwa UNICEF dan LPPM Unusa merekomendasikan pendekatan multi-aspek. Pencegahan obesitas tidak bisa terselesaikan jika tidak dilakukan melalui pendekatan multi-aspek. Gaya hidup aktif dengan meningkatkan aktivitas fisik regular, mengurangi waktu di depan layar, dan mendorong kegiatan outdoor untuk anak-anak sangat di perlukan.
Saat ini anak-anak sudah jarang terpapar kegiatan bermain di luar ruangan. Mereka terbiasa nyaman dengan aktivitas di dalam ruang yang cenderung minim gerakan.
"Melalui pendekatan-pendekatan tersebut pada 2045, kita akan menyaksikan generasi yang siap menjadi negara maju dengan status gizi yang baik dan literasi gizi yang tinggi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Melalui kampanye ini, Unusa dan UNICEF Indonesia menyerukan pentingnya kolaborasi sebagai langkah strategis dalam mengatasi masalah kegemukan dan obesitas. Harapannya, kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan obesitas sejak dini, memberikan dukungan kepada generasi muda yang ingin mengubah pola hidup yang lebih sehat, serta menginspirasi generasi muda untuk terus menerapkan pola hidup sehat dan bahagia.