Gedung Kesenian Digembok, Seniman Cilik Curhat ke DPRD Surabaya

Konten Media Partner
17 Mei 2019 22:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto : Mamat/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Foto : Mamat/Basra
ADVERTISEMENT
Belasan anak dan remaja kompak berkumpul di depan kantor DPRD Kota Surabaya hari ini (17/5) dengan mengenakan kostum-kostum meriah. Sayangnya kunjungan mereka kali ini bukan untuk pentas, melainkan menyampaikan uneg-uneg terkait penutupan gedung pertunjukan yang selama ini mereka tempati.
ADVERTISEMENT
Anak-anak itu ada yang berdandan Ning Suroboyo, ada juga yang memakai kostum penari Remo. Anak-anak ini membentangkan spanduk yang bertuliskan : ''AKU PELESTARI SENI PENJAGA NKRI MOHON DIFASILITASI''.
Rupanya para seniman cilik ini menggelar aksi protes sebagai respon penutupan gedung Pringgodani di Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya oleh Pemerintah Kota Surabaya. ''Bukan hanya gedungnya digembok, tapi gamelan, sound, dan lampu pun ikut dipindahkan secara sepihak oleh Pemkot,'' kata Titik Subiyakti, Ketua Komunitas Seniman Tradisi THR saat acara (17/5).
Foto : Mamat/Basra
Para seniman menyebut yang menggembok gedung Pringgodani adalah orang Dinas Kebudayan dan Pariwisata Kota Surabaya. ''Saat kami mau tampil pada Jumat malam, tahu-tahu gedung Pringgondani digembok. Gamelan diangkut Kamis lalu 9 Mei. Selama ini seniman rutin latihan dan Jumat malam tampil baik itu ada penonton atau tidak ada sama sekali," kata Titik seraya berlinang air mata.
ADVERTISEMENT
Selain Titik yang memakai riasan ala Nyi Roro Kidul, ada juga seniman yang berdandan sebagai punakawan mulai Petruk, Gareng, Semar, hingga tokoh Hanoman.
Foto : Mamat/Basra
Protes para seniman ini direspon Ketua DPRD Kota Surabaya, Armuji. Pihaknya berjanji dalam waktu dekat akan mempertemukan Dinas Pariwisata dan para seniman THR di DPRD Surabaya.
Gedung kesenian THR selama puluhan tahun sudah menjadi ikon kesenian tradisional Jawa Timur. Pembinaan dan regenerasi seniman muda dalam bidang ludruk, ketoprak, srimulat, dan wayang orang selama ini dilakukan di THR. (Windy Goestiana)