Gen Z di Surabaya Ungkap Dukungan untuk Risma di Pilgub Jatim

Mirza Akmal. Foto: Dok. pribadi

Rangkaian Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2024 saat ini telah tiba di debat kedua. Agenda tersebut berlangsung pada Minggu (3/11) malam. Debat kedua Pilgub Jatim ini mengusung tema "Transformasi Sosial dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Lokal untuk Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur".

Mirza Akmal, Gen Z di Surabaya secara terang-terangan mengungkapkan dukungannya kepada pasangan calon (paslon) nomor urut 3, yaitu Risma-Gus Hans. Ia beralasan bahwa pasangan tersebut memiliki track record yang sangat baik dalam tata kelola pemerintahan, terlebih Risma yang merupakan mantan Wali kota Surabaya 2 periode.

"Saya sebagai anak muda, Gen Z mendukung Bu Risma dan Gus Hans. Ibu Risma memiliki pengalaman panjang dan konkret mengenai tema debat kedua ini," ungkap Dewan Pembina Aliansi Pelajar Kota Surabaya ini, kepada Basra, Senin (3/11).

"Kita masih bisa melihat hingga sekarang bagaimana track record Bu Risma dalam mereformasi dan mengelola pemerintahan Kota Surabaya dengan sangat baik. Bu Risma juga ada terima penghargaan internasional karena Surabaya dianggap sebagai salah satu kota besar di dunia yang mampu mempertahankan dan mengelola kampung di tengah kota dengan manajemen pemerintah dan partisipasi masyarakat yang sangat baik," terangnya lagi.

Menurutnya Jatim tidak membutuhkan pemimpin yang menye-menye. Kata menye-menye dapat dimaknai sebagai sikap yang tidak tegas dalam menghadapi sebuah problematika merupakan mantan Wali kota Surabaya 2 periode.

"Saya sebagai anak muda, Gen Z mendukung Bu Risma dan Gus Hans. Ibu Risma memiliki pengalaman panjang dan konkret mengenai tema debat kedua ini", ungkap Dewan Pembina Aliansi Pelajar Kota Surabaya ini, kepada Basra, Senin (3/11).

"Kita masih bisa melihat hingga sekarang bagaimana track record Bu Risma dalam mereformasi dan mengelola pemerintahan Kota Surabaya dengan sangat baik. Bu Risma juga ada terima penghargaan internasional karena Surabaya dianggap sebagai salah satu kota besar di dunia yang mampu mempertahankan dan mengelola kampung di tengah kota dengan manajemen pemerintah dan partisipasi masyarakat yang sangat baik," terangnya lagi.

Menurutnya Jatim tidak membutuhkan pemimpin yang menye-menye. Kata menye-menye dapat dimaknai sebagai sikap yang tidak tegas dalam menghadapi sebuah problematika.