Gen Z hingga Baby Boomers Bisa Alami Gangguan Kesehatan Mental, Simak Faktanya

Konten Media Partner
14 Oktober 2023 8:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi depresi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi depresi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kesehatan jiwa atau yang sering disebut kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan yang berkaitan dengan psikologis, emosional dan sosial seseorang. Isu kesehatan mental kian menjadi perhatian publik sejak beberapa tahun terakhir, ragam istilah kondisi kesehatan mental pun semakin menjadi familiar di berbagai kalangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Gangguan kesehatan mental tidak hanya berpotensi dialami oleh generasi Z, menurut World Health Organization (WHO) pada 2019, secara global 1 dari 8 orang di dunia mengalami masalah kesehatan mental dan hal ini dialami oleh rentang usia dari remaja hingga dewasa. Tak terkecuali golongan baby boomers atau mereka yang lahir di antara tahun 1946-1964 atau usia sekitar 57-75 di tahun 2021.
Menjaga kesehatan mental tak hanya membantu seseorang untuk terus menjalani hidup dengan baik, tetapi juga untuk tetap produktif, berkembang, serta berfungsi dengan optimal di lingkungan terkecilnya hingga di kelompok masyarakat.
“Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Gangguan kesehatan mental memiliki gejala-gejala awal yang kita perlu sama-sama sadari dan tindak lanjuti untuk deteksi dini," ujar Medical Manager sebuah platform kesehatan dr. Monica C. Dewi, dalam keterangannya seperti dikutip Basra, Sabtu (14/10).
ADVERTISEMENT
"Gejala ataupun gangguan kesehatan mental dapat terjadi di berbagai kalangan dengan beberapa faktor, misalnya yang umum dialami seperti perasaan tertekan, cemas hingga tegang yang membuat seseorang menjadi stres dan menuntut tubuh mereka untuk melakukan penyesuaian. Ketika gejala tersebut mulai mengganggu produktivitas, maka sebaiknya segera melakukan konsultasi kepada tenaga medis profesional seperti psikolog atau psikiater guna mendapatkan penanganan yang tepat. Konsultasi dengan ahli juga diperlukan agar seseorang terhindar dari self-diagnose yang dapat membahayakan diri," jelasnya lagi.
Menurutnya, masyarakat dari berbagai rentang usia dapat menghadapi masalah yang berkaitan dengan kesehatan mental seperti:
* Remaja: rata-rata dapat mengalami stres dan kecemasan berlebih yang dipicu oleh pola asuh orang tua yang keras dan pernah mengalami bullying.
ADVERTISEMENT
* Dewasa muda: dapat mengalami depresi, rasa cemas dan diikuti dengan serangan panik serta sulit tidur.
"Gejala-gejala ini cenderung banyak dialami oleh wanita dibandingkan pria dan perasaan stress yang muncul karena berbagai masalah seperti karier dan keuangan," tuturnya.
* Orang tua: para ibu maupun orang tua berisiko mengalami postpartum depression dan merasa bingung atau resah mengenai tumbuh kembang anak mereka. Orang tua juga biasanya dapat mengalami stres karena tuntutan socio-economic.
Masyarakat dapat mulai menerapkan 7 langkah sederhana berikut untuk meningkatkan kualitas kesehatan mental:
1. Melakukan olahraga secara teratur
2. Mengkonsumsi makanan sehat
3. Katakan positif pada diri sendiri dan tuliskan hal-hal yang patut disyukuri
4. Istirahat dan tidur tepat waktu
ADVERTISEMENT
5. Tentukan prioritas dan fokus terhadap satu hal pada satu waktu
6. Belajar terbuka terhadap orang lain
7. Melakukan deteksi dini dan skrining konseling.