Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Gerakan '1.000 Guru Surabaya' Sambangi Sekolah Terpencil di Banyuwangi
25 Juli 2022 12:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Dalam rangkaian peringatan Hari Anak Nasional, komunitas anak muda peduli pendidikan, 1000 Guru Surabaya, sambangi Banyuwangi untuk menggelar Traveling and Teaching (TnT) ke-29.
ADVERTISEMENT
Sempat tertunda karena COVID-19 dan PPKM, kali ini 1000 Guru Surabaya kembali melenggangkan kegiatan regulernya, Traveling and Teaching (TnT). Kegiatan ini 15 sukarelawan dari berbagai latar belakang yang mengajar para siswa di SDN 7 Jambewangi. Sekolah ini terletak di sebuah desa terpencil di tengah hutan pinus, yaitu Dusun Tlocor, Jambewangi, Sempu, Banyuwangi.
Tak banyak siswa di sana. Hanya ada 7 siswa dari 21 Kepala Keluarga. Para siswa ini terpaksa harus menempuh perjalanan selama kurang lebih 2 jam untuk mencapai sekolah induk, sehingga warga setempat berinisiatif membuat pondok kecil untuk anak-anak ini bersekolah.
Sekolah ini disebut juga dengan sekolah jauh yang hanya memiliki 2 orang tenaga pendidik. Satu pondok kelas jauh berukuran kurang lebih 2x4 meter ini dibagi menjadi 2 bagian sesuai dengan tingkat kelasnya. 2 siswa TK dan 5 siswa Sekolah Dasar kelas 2, 3, dan 4. Namun, dengan fasilitas yang sangat terbatas, proses belajar mengajar menjadi kurang maksimal.
ADVERTISEMENT
“Menjadi sebuah tantangan yang menyenangkan bagi tim 1000 Guru Surabaya setiap kali mengadakan kegiatan rutin Traveling and Teaching ini. Akses perjalanan ke sekolah yang kurang baik dan melihat kondisi sekolah yang memprihatinkan, kami terus berupaya dan berkomitmen membantu mengakomodir perlengkapan yang dibutuhkan. Mulai dari perlengkapan sekolah, termasuk dengan fasilitas umum warga yang sepatutnya untuk diganti menjadi yang lebih layak,” jelas Dede Purwadi, Ketua 1000 Guru Surabaya, Senin (25/7).
Para siswa memang menjadi target utama kegiatan TnT 1000 Guru Surabaya ini. Tetapi, para warga setempat juga mendapatkan perhatian yang serupa. Desa yang hanya dihuni oleh 21 Kepala Keluarga ini hanya mengandalkan Pembangkit Listrik Tenaga Air untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan listrik hariannya. Untuk itu, tim 1000 Guru Surabaya memberikan dinamo PLTA dengan daya yang lebih besar.
ADVERTISEMENT
Para warga juga hanya memiliki satu pembangkit listrik dengan daya kurang lebih 200 watt dan digunakan mulai pukul 15.00 – 08.00 di keesokan harinya. Daya listrik ini hanya cukup untuk penerangan di malam hari. Jaringan sinyal pun tak ada di desa ini.
Di sisi lain, rumah para warga terbuat dari kayu dengan masih berlantaikan tanah. Fasilitas MCK belum tersedia di desa ini, sehingga tim 1000 Guru Surabaya akhirnya juga memberikan donasi bilik MCK dan sanitasi untuk warga setempat.
Adapun perlengkapan yang diberikan 1000 Guru Surabaya untuk para siswa dan sekolah antara lain, papan tulis, karpet kelas, ATK, tas sekolah para siswa, peralatan olah raga, alat peraga pembelajaran, globe, dan perlengkapan sanitasi sekolah. Sedangkan, untuk para warga, tim 1000 Guru Surabaya memberikan bilik dan perlengkapan MCK dan sanitasi, sembako, pembagian vitamin, dan turbin dinamo PLTA.
ADVERTISEMENT
Kegiatan TnT ini dilaksanakan dengan memberikan fun learning, seperti pembelajaran sekolah yang diajarkan dengan metode yang menyenangkan.
"Tujuan dari adanya kegiatan ini antara lain adalah untuk melihat secara langsung realita pendidikan di daerah pedalaman, memberikan motivasi kepada para siswa untuk terus bercita-cita memiliki jenjang Pendidikan yang lebih tinggi, mengajarkan pesan moral kepada siswa untuk selalu berkelakuan baik dengan teman, orang tua, guru, dan alam," tukas Dede.