Konten Media Partner

Gerakan Ramadan Ramah Anak Jadi Momen Jauhkan Anak dari Gawai

11 Maret 2025 13:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komnas PA Surabaya Syaiful Bachri. Foto: Dok. Basra
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komnas PA Surabaya Syaiful Bachri. Foto: Dok. Basra
ADVERTISEMENT
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA) telah meluncur gerakan Ramadan ramah anak. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan pengasuhan anak, mengurangi kekerasan, serta memperkuat karakter anak selama bulan Ramadan.
ADVERTISEMENT
Melalui gerakan ini, pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk menerapkan "1 (satu) jam Berkualitas Bersama Keluarga Tanpa Gawai" selama bulan Ramadan, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengasuhan dan kelekatan, kesehatan jiwa dan resiliensi, serta keaktifan anak melibatkan diri beraktivitas di dalam keluarga.
Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Kota Surabaya mendukung penuh gerakan Ramadan ramah anak.
"Gerakan ini menjadi momentum bagi orang tua untuk lebih peduli terhadap pola asuh anak-anak mereka, dimulai dengan pembatasan penggunaan gawai," ujar Ketua Komnas PA Surabaya Syaiful Bachri, kepada Basra, Selasa (11/3).
Syaiful melanjutkan gerakan Ramadan ramah anak menjadi momen penting menerapkan 'Satu jam bersama keluarga tanpa gawai'. Ini sebagai upaya orang tua untuk lebih berkualitas dalam mendampingi anak-anak mereka.
ADVERTISEMENT
Ia menekankan bahwa berbagai kegiatan yang dilakukan selama bulan Ramadan seperti salat berjemaah, berbuka puasa bersama, dan iktikaf, dapat menjadi momen kebersamaan yang tetap ramah anak. Ini sebagai bentuk pengasuhan yang baik.
"Pengasuhan yang baik dimulai dari rumah, dan keluarga menjadi pondasi penting dalam perkembangan anak. Dengan keluarga yang bahagia dan sehat, anak-anak akan tumbuh dengan karakter yang baik, cerdas, dan berakhlak luhur," terangnya.
Syaiful juga menegaskan pentingnya pembatasan penggunaan gawai bagi anak-anak sebagai upaya untuk menghindari pengaruh negatif dunia digital.
Syaiful berharap gerakan Ramadan ramah anak dapat terus berlanjut setelah bulan Ramadan.
"Gerakan ini bukan hanya tentang Ramadan, tapi juga tentang bagaimana kita bisa memperkuat pengasuhan anak dan mendukung perkembangan anak," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kekerasan pada anak bisa dicegah jika orang tua lebih sadar tentang peran mereka dalam pengasuhan. Pola asuh yang baik sangat penting untuk menciptakan generasi yang lebih baik.
"Pengasuhan anak bukan hanya tanggung jawab keluarga, tetapi juga masyarakat dan pemerintah. Sehingga gerakan Ramadan ramah anak perlu melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk tokoh agama dan masyarakat. Kita perlu berperan aktif dalam perlindungan anak," pungkasnya.