Greenpeace Indonesia Rilis Parfum Aroma Sungai Tercemar dan Polusi Udara, Minat?

Konten Media Partner
7 November 2022 8:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ranti Ariadna dari Greenpeace Indonesia, saat menunjukkan parfum yang terbuat dari polusi sungai. Foto-foto: Masruroh/Basra
zoom-in-whitePerbesar
Ranti Ariadna dari Greenpeace Indonesia, saat menunjukkan parfum yang terbuat dari polusi sungai. Foto-foto: Masruroh/Basra
ADVERTISEMENT
Parfum identik dengan aroma wangi. Namun dalam waktu dekat akan hadir parfum beraroma polusi. Parfum ini secara khusus dibuat oleh Greenpeace Indonesia sebagai pengingat masyarakat agar peduli terhadap kelestarian lingkungan.
ADVERTISEMENT
"Greenpeace mengeluarkan parfum bukan sembarang parfum. Parfum yang biasanya wangi, tapi kita bikin parfum yang beraroma polusi," ujar Ranti Ariadna dari Greenpeace Indonesia saat ditemui disela kegiatan tur sepeda bertajuk Chasing The Shadow saat singgah di Surabaya, Minggu (6/11) sore.
Dikatakan Ranti, ada 3 parfum beraroma polusi yang akan diluncurkan Greenpeace Indonesia pada bulan Desember 2022 mendatang. Ketiga aroma tersebut yakni The Smelly River, The Smoky Air, dan The Peril Soil.
"Kita ada tiga varian ini yang terinspirasi dari berbagai pencemaran dan polusi udara di Indonesia. Ini adalah aksi nyata Greenpeace untuk mengimbau masyarakat agar lebih menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya biar (masyarakat) jera adalah menyiapkan parfum bau polusi," tandas Ranti.
ADVERTISEMENT
Untuk parfum The Smelly River terinspirasi dari aroma sungai yang tercemar. Parfum ini diciptakan khusus dari bahan organik melalui proses oksidasi selama satu minggu sehingga menghasilkan aroma otentik polusi sungai, namun tidak berbahaya jika dihirup.
Adapun parfum The Smoky Air terinspirasi dari polusi udara, asap kendaraan bermotor maupun asap pembakaran sampah yang mengganggu pernapasan dan mengancam kesehatan. Parfum ini diciptakan khusus dari bahan organik dan anorganik melalui proses kondensasi dalam suhu tertentu selama satu minggu sehingga menghasilkan ekstrak menyerupai aroma asap pembakaran, namun masih aman jika dihirup.
Selanjutnya parfum The Peril Soil yang terinspirasi dari kondisi tanah yang tercemar sampah rumah tangga berbahan kimia dan tidak terurai. Parfum ini diciptakan khusus dari bahan organik melalui proses oksidasi selama satu minggu sehingga menghasilkan aroma busuk limbah rumah tangga, namun masih aman jika dihirup.
ADVERTISEMENT
Pembuatan ketiga parfum tersebut diawasi langsung oleh ahli kimia senior asal Bogor, Dedi Mahpud.
"Parfum secara resmi akan diluncurkan bulan depan di Jakarta. Saat ini kami hanya melakukan pengenalan (parfum) saja," pungkas Ranti.