Guru Besar FK Unair Ungkap Bahaya Beri Makan Bayi Sebelum Usia 6 Bulan

Konten Media Partner
24 Oktober 2022 8:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Dr Irwanto, dr, SpA(K), guru besar Fakultas Kedokteran Unair bersama Dr Eighty Mardiyan K, dr, SpOG (K).
zoom-in-whitePerbesar
Prof Dr Irwanto, dr, SpA(K), guru besar Fakultas Kedokteran Unair bersama Dr Eighty Mardiyan K, dr, SpOG (K).
ADVERTISEMENT
Menyiapkan generasi bangsa tidak hanya sekedar membahas jumlah. Tapi juga upaya untuk meningkatkan kualitas. Hal ini ditekankan Prof Dr Irwanto, dr, SpA(K), guru besar Fakultas Kedokteran Unair saat memberikan edukasi dan pemeriksaan balita stunting di Puskesmas Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, akhir pekan kemarin.
ADVERTISEMENT
Salah satu masalah yang harus diatasi adalah terkait stunting. "Stunting adalah masalah pertumbuhan yang disebabkan gangguan gizi kronis," ungkap Prof Irwanto yang juga ahli tumbuh kembang Departemen Ilmu Kesehatan Anak.
Gangguan gizi kronis bisa terjadi sejak sebelum kehamilan, masa hamil hingga bayi lahir. Seorang ibu, lanjut Prof Irwanto, perlu mempunyai pengetahuan cukup dan memelihara kesehatannya untuk memastikan calon buah hatinya akan mendapatkan gizi yang cukup sejak sebelum kehamilan. Salah satunya mengatasi anemia yang sering terjadi sejak remaja.
"Sejak remaja harus memastikan bebas anemia. Supaya saat hamil, tidak mengganggu kebutuhan gizi bagi janin yang dikandung," papar Prof Irwanto.
Dalam kesempatan program pengentasan stunting yang dilakukan Departemen Obstetri Ginekologi dan Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unair ini, Prof Irwanto yang hadir bersama Dr Eighty Mardiyan K, dr, SpOG (K) menyoroti cara pemberian ASI dan makanan sejak bayi lahir.
ADVERTISEMENT
Misalnya masih didapatkannya bayi yang mendapatkan campuran nasi dan pisang, padahal masih usia di bawah 6 bulan.
"Padahal harusnya masih mendapatkan ASI eksklusif," tuturnya.
Akibatnya, bayi tidak akan mendapatkan gizi dari ASI secara optimal. Bahkan bisa mengalami gangguan kesehatan seputar saluran cerna.
Beberapa balita stunting yang hadir di Puskesmas tersebut mendapat perhatian Prof Irwanto.
"Kalau putranya tampak anemia seperti ini, segera diperiksa dengan detail. Karena nanti akan diperlukan tambahan zat besi secara berturut selama 6 bulan. Kalau diabaikan, stunting akan semakin parah," saran Prof Irwanto.
Terkait zat besi ini, di depan tenaga kesehatan puskesmas, Prof Irwanto dan dr Eighty mengajarkan pemberian dosis yang tepat agar bisa membantu perkembangan balita stunting.
ADVERTISEMENT
Pada balita yang lain, Prof Irwanto menemukan perlunya ketelatenan orang tua dalam memberikan asupan gizi bagi balita.
"Makanan sebaiknya diberikan tepat waktu. Diajarkan makan sesuai yang dijadwalkan dan dengan cara yang tepat," sarannya.
Hal penting lain, membiasakan balita mengkonsumsi sayur dan buah untuk pemenuhan mikronutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan balita.