Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Harga Ikan Cupang di Surabaya Tembus Rp 100 Juta Per Ekor, Kok Bisa?
16 November 2020 15:49 WIB

ADVERTISEMENT
Masa pandemi memunculkan berbagai tren hobi baru. Salah satunya tren memelihara ikan cupang. Minat yang tinggi terhadap ikan cupang turut berpengaruh pada harga jualnya. Bahkan untuk jenis tertentu, harga ikan cupang bisa mencapai Rp 100 juta per ekor saat masa pandemi.
ADVERTISEMENT
"Ada ikan cupang jenis Blue Rim yang harganya sampai 100 juta selama pandemi ini," tukas Angga Dwi Satya, penghobi ikan cupang sekaligus pemilik Betta K4 Soerabaja, kepada Basra, Senin (16/11).
Dijelaskan Angga, Blue Rim adalah ikan cupang Thailand yang memiliki warna dasar putih atau krem dengan dikelilingi warna biru pada bagian pinggir, sirip, serta ekornya. Tampilan warna biru membuat ikan cupang ini menjadi lebih cantik.
Selain memiliki daya tarik dari warnanya, jenis ikan ini juga sulit untuk dibudidayakan. Kesulitan yang cukup tinggi menjadi faktor ikan tersebut menjadi mahal.
"Dari ratusan telur yang dihasilkan oleh ikan cupang Blue Rim, hanya 5 sampai 10 persen yang dihasilkan dengan kualitas yang baik. Jadinya susah dapetin ikan ini dengan kualitas baik, padahal peminatnya cukup tinggi. Itu sebabnya harga Blue Rim bisa sampai 100 juta," papar Angga.
ADVERTISEMENT
Angga sendiri menjual ikan cupang Blue Rim dengan harga mulai Rp 150 ribu per ekor. Harga ini melonjak dibanding sebelum pandemi yang hanya berkisar Rp 50 ribu.
"(Harga) itu untuk Blue Rim yang belum jadi ya artinya warna biru yang muncul masih sedikit," imbuhnya.
Diakui Angga, selama pandemi peminat ikan cupang melonjak. Dari hasil menjual ikan cupang ini, Angga mampu meriah omset rata-rata Rp 10 juta setiap bulannya. Lonjakan yang cukup tinggi mengingat jika sebelum pandemi, Angga hanya meraup omset Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta.
"Kalau sebelum pandemi saya biasanya dapat omset paling banyak Rp 2,5 juta, tapi itu tidak setiap bulan karena kadang enggak ada yang beli sama sekali. Beda selama pandemi ini, terutama tiga bulan terakhir saya bisa dapat sekitar Rp 10 juta tiap bulannya," ujar warga Karang Empat Surabaya ini.
ADVERTISEMENT
Tingginya peminat ikan cupang di masa pandemi, kata Angga, karena ikan ini dianggap dapat menjadi hiburan di kala harus tinggal di rumah. Hal ini disebabkan keindahan ikan cupang yang sedap dipandang mata.
Sehingga, ikan cupang mampu menjadi penangkal rasa bosan karena tak bisa beraktivitas seperti biasanya.
“Variasi warna yang menjadi salah satu daya tarik. Tidak semua ikan punya banyak warna, contohnya arwana yang hanya satu warna. Tapi ikan cupang punya banyak warna, jadinya seneng kalau lihat," tukas pria yang telah menjadi penghobi ikan cupang sejak 2017 silam.
Angga lantas menjelaskan bahwa berjualan ikan cupang saat ini menjadi lebih mudah, karena dipasarkan melalui dunia digital sehingga lebih banyak masyarakat yang dapat dijangkau.
ADVERTISEMENT
Melalui berbagai platform, para pedagang ikan cupang memperluas jangkauan konsumennya.
Untuk perawatan ikan cupang sendiri, dikatakan Angga tidak terlalu sulit.
Ikan cupang termasuk dalam ikan soliter yang tidak memerlukan wadah besar untuk tempat tinggalnya. Bahkan, ikan cupang juga bisa diletakkan dalam wadah apapun.
Untuk menjaga kebersihan, air pada akuarium atau wadah ikan cupang dapat diganti tiga hari sekali. Sedangkan untuk makanan dapat diberikan jentik nyamuk yang dapat meningkatkan bentuk tubuh ikan cupang.