Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Hati-hati, DBD Bisa Picu Kematian Apabila Mengalami Kondisi Seperti Ini
22 April 2025 7:39 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Hari Demam Berdarah Nasional diperingati setiap tanggal 22 April. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
ADVERTISEMENT
Penderita demam berdarah dengue biasanya akan mengalami gejala berupa nyeri hebat, terutama pada tulang dan persendian yang terasa seolah-olah patah. Di Indonesia, menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2023, terdapat sekitar 114.720 kasus DBD dengan 894 kematian.
"Seperti kita ketahui bahwa penyebab demam berdarah adalah virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Dan tidak semua penderita demam berdarah akan berujung pada kematian," ungkap dr. Hotimah Masdan Salim, Ph.D., dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) kepada Basra, Selasa (22/4).
Hotimah melanjutkan, kondisi penderita demam berdarah bisa memicu kematian disebabkan karena beberapa kondisi. Yang utama adalah kondisi dehidrasi di mana penderita kekurangan cairan tubuh.
Dehidrasi adalah bahaya serius bagi penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) karena demam tinggi, muntah, dan kebocoran plasma darah dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan. Dehidrasi dapat memicu komplikasi serius, seperti syok dan kematian.
ADVERTISEMENT
"Dehidrasi inilah yang sering memicu terjadinya mortalitas (kematian) karena biasanya penanganan mandiri dan tidak segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif," terang Hotimah.
Penderita DBD harus mendapatkan penanganan medis yang tepat, terutama dengan pemberian cairan infus untuk mengganti cairan yang hilang. Selain itu, penting untuk menjaga asupan cairan yang cukup melalui air putih dan minuman elektrolit.
Menurut Hotimah, penderita DBD akan melalui 4 fase. Pada fase pertama dan kedua masih belum terjadi pendarahan. Sedangkan pada fase ketiga dan keempat barulah terjadi pendarahan yang bisa berujung pada kematian.
"Pada hari keempat itu harus sudah mulai waspada ya jika mengalami demam. Biasanya DBD akan mengalami demam terus menerus dan di hari ketiga ketika dilakukan cek lab dan trombosit turun, itu sudah harus waspada. Jadi rehidrasi itu sangat penting," paparnya.
ADVERTISEMENT
"Ketika demam sudah turun pun tetap perlu dipastikan apakah DBD atau bukan, bisa dilihat adanya pendarahan atau tidak misalnya adanya tanda bintik-bintik merah," sambungnya.
Mereka yang masuk kelompok rentan seperti balita, lansia, dan yang memiliki komorbid seperti diabetes dianjurkan tidak menjalani perawatan mandiri di rumah apabila menderita DBD.
"Mereka yang kelompok rentan ini harus perawatan di rumah sakit jika mengalami DBD untuk perawatan intensif, jangan perawatan mandiri," tegasnya.